Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal

Penulis: Dudi R Rukmana - Waktu: Selasa, 21 Maret 2017 - 10:54 AM
Credit by: instagram
GENERASI baru komandan Komando Resor Militer (Korem) telah tiba. Mereka  adalah para tentara yang lulus wisuda dari Akademi Militer (Akmil) Magelang  awal tahun 1990-an. Dari 44 Korem yang ada di Tanah Air, 61,36% atau sebanyak 27 Korem, komanda Korem atau Danrem diisi oleh para kolonel lulusan Akademi Militer 1990 hingga 1992.  Sisanya sebanyak 17 Danrem diisi oleh para perwira lulusan Akmil 1986 sampai dengan 1989, yang mayoritas berpangkat brigadir jenderal atau bintang satu.
 
Menurut penelusuran penulis, Komandan Korem yang berasal dari lulusan Akmil 1990 mencapai 29,54% atau 13 kursi Danrem.  Sementara itu, Danrem lulusan Akmil 1991 tercatat 11 orang atau sebanyak 25% dan 6,8% oleh kolonel lulusan Akmil 1992.
 
Akan halnya para Danrem lulusan Akmil 80-an, mayoritas diisi oleh perwira bintang satu. Bahkan, angkatan “tertua”, yaitu jebolan Akmil 1986, menduduki tiga jabatan Danrem dengan pangkat brigadir jenderal. Mereka adalah Danrem 031/Wirabima Kodam Bukit Barisan di Pekanbaru, Riau. Komandan Korem adalah Brigjen Abdul Karim. Selain itu, Korem 033/Wirapratama Kodam Bukit Barisan di Tanjung Pinang. Komandan Koremnya adalah Brigjen Fachri dan Korem 173/Praja Wira Braja Kodam Kasuari di Biak, Papua Barat. Komandan Korem adalah Brigjen Inf Tri Soewandono.
 
Sedangkan jebolan Akmil 1987 mengirimkan dua orang wakilnya dengan pangkat brigjen, yaitu Danrem 031/Wirabraja Kodam Bukit Barisan di Padang, Sumatera Barat, yaitu Brigjen Bhakti Agus Fadjari. Satu lagi adalah Danrem 121/Alambahan Wanawai Kodam Tanjungpura di Pontianak, Kalimantan Barat. Komandan Koremnya adalah Brigjen Widodo Iryansyah.
 
Sementara itu, lulusan Akmil 1988 menempatkan empat brigjen dari delapan Danrem.  Ke empat brigjen tersebut adalah Danrem 072/Pamungkas, Kodam Diponegoro di Yogyakarta, yaitu Brigjen Fajar Setyawan. Selain itu, Danrem 131/Santiago Kodam Merdeka di  Manado. Komandan Koremnnya adalah Brigjen  Kav Sulaiman Agusto. Ada juga Danrem 171/Praja Wira Tama Kodam Kasuari di Sorong. Danremnya dijabat Brigjen Inf Ignatius  Yogo Triono. Terakhir adalah Brigjen Asep Setia Gunawan yang mendapat kepercayaan menjadi Danrem 171/Anim Tri Waninggap Kodam Cendrawasih di Merauke, Papua.
 
Untuk lulusan Akmil 1989,  dari empat Danrem ada satu yang menjabat brigadir jenderal, yaitu Brigjen Inf Teguh Mudji Angkasa. Brigjen Teguh baru saja promosi pada Oktober 2016 menjadi Komandan Jenderal Kopassus. Kurang dari empat bulan kemudian promosi menjadi Danrem 161/Wirasakti Kodam Udayana di Kupang.
 
Batu Loncatan
 
Beberapa Korem memang diisi oleh perwira tinggi bintang satu. Ini sesuai dengan keputusan pimpinan TNI untuk  mengubah Korem yang berada di daerah strategis menjadi Korem Tipe A. Komandan Korem Tipe A dijabat oleh seorang brigadir jenderal. Sementra Korem lain masuk Tipe B yang  dijabat oleh seorang kolonel senior.
 
Bagi para kolonel, dari korps mana pun (infanteri, artileri medan, kavaleri, dan zeni)  pos Komandan Korem adalah batu loncatan menjadi perwira tinggi. Lazimnya, selepas dari kursi Danrem mereka akan promosi menjadi brigjen. Tapi tak semuanya berpola seperti itu. Nyatanya, tidak sedikit pula seorang Danrem di Korem strategis pun—seperti Korem Suryakencana misalnya—tak selalu Danrem langsung promosi ke brigjadir jenderal. Biasanya, bergeser dulu ke jabatan lain untuk beberapa bulan kemudian promosi menjadi bintang satu.
 
Ada yang  menarik dari  kursi Danrem saat ini. Seorang lulusan terbaik Akmil, alias penerima Adhi Makayasa, yaitu Kol Inf Nyoman Cantiasa, jebolan Akmil 1990, hingga kin belum juga beroleh pangkat brigjen. Padahal, rekam jejaknya cukup mumpuni.  Sejumlah temannya bahkan telah beroleh pangkat brigjen. Cantiasa yang lama bertugas di kesatuan Kopassus,  juga harus “kalah” dari Brigjen Richard Tampubolon, jebolan Akmil 1991, yang promosi menjadi Wadanjen Kopassus. Padahal, Richard belakangan jadi Danrem Kawal Samudra, Kodam Bukit Barisan di Sibolga, tapi cepat untuk promosi ke pangkat dan jabatan lebih tinggi. Kendati begitu, Nyoman juga tinggal menghitung hari untuk segera bergeser dari kursi Danrem dan diproyeksikan langsung naik pangkat jadi brigadir jenderal.
 
Di luar nama Cantiasa, ada yang  menarik pula dari Danrem jebolan Akmil 90-an ini, yaitu hadirnya tiga jebolan Akmil 1992 menduduki pos strategis di lingkungan perwira menengah senior. Ini cukup penting mengingat masih banyak jebolan Akmil 1992 yang masih menjabat komandan brigade atau asisten di Kodam atau pun bertugas di luar lingkungan kesatuannya. Maklum, banyak kolonel yang tidak bertugas di lingkungan TNI seperti Kementerian Pertahanan, Kementerian Politik Hukum dan HAM, Lembaga Ketahanan  Nasional, Badan Penanggulangan Nasional Terorisme, atau di Badan Intelijen Negara. 

Yang menarik, dua dari tiga danrem lulusan Akmil 1992 itu adalah putra para tokoh nasional. Pertama, Danrem Garuta Putih Kodam Sriwijaya Kolonel Inf Arief Kunto Wibowo.  Putra bungsu mantan Wakil Presiden Try Soetrisno ini  seakan mengikuti pola kakak iparnya, Jenderal (purn) Ryamizard Ryacudu, yang kini Menteri Pertahanan. Sebelum didapuk jadi Kepala Staf Divisi Infanteri (Kasdivif) II Kostrad dengan pangakat brigjen, Ryamizard terlebih dahulu mengisi pos Danrem Garuda Putih.  Dengan melihat  jabatan Arief saat ini, diperkirakan dia akan segera promosi menjadi brigjen.  Tidak tertutup kemungkinan menjadi kepala staf divisi, seperti kakak iparnya.
 
Kedua, Kolon Inf Marulli Simanjuntak. Komandan Korem 074/Warasatratama  Kodam IV/Diponegoro Surakarta ini sebelumnya adalah Komandan Grup A Paspampres.  Dia adalah menantu Menko Kemaritiman Jenderal (hor) Luhut Binsar Panjaitan.  Sama seperti Kol Arief, Kol Marulli pun akan menghitung hari menjadi brigadir jenderal. Posisinya kemungkinan tidak bakal sestrategis Arief.
 
Satu lagi jebolan Akmil 1992 yang menjabat Danrem adalah Andi Perdana Kahar. Dia saat ini menjabat Danrem 143/Haluoleo Kodam VII/Wirabuana di Kendari. Andi baru lekangan menjadi danrem. Dengan begitu, kansnya untuk bersaing dengan Arief atau Marulli  menjadi brigjen paling awal kecil kemungkinan. Tapi, Andi dinilai sebagai perwira cukup berprestasi dan salah seorang yang dijagokan bakal menjadi panglima kodam pada salah satu dari 15 kodam di Tanah Air.

Generasi baru Danrem akan terus melaju. Dalam waktu tidak terlalu lama lagi, sejumlah kolonel jebolan Akmil 1992 dan bahkan 1993 akan mulai mengisi pos yang cukup penting itu. Bagi kolonel yang berprestasi dan rekam jejaknya bagus, lazimnya yang bersangkutan akan mengisi pos Korem strategis. Dengan menduduki jabatan Danrem, seorang kolonel akan cepat promosi menjadi seorang perwira tinggi. Kini saatnya generasi  jebolan Akmil 90-an menguasai posisi Korem. Semoga!

(Dudi R Rukmana, Pemerhati Pola Mutasi-Promosi TNI dan Polri).
 

Editor: HAR