Siemens Perkenalkan Additive Manufacturing untuk Sektor Kelistrikan

Penulis: ES - Waktu: Rabu, 8 November 2017 - 10:02 AM
Credit by: Dok. Siemens

Jakarta-PINews.com - Digitalisasi sudah menjadi kebutuhan jaman ini. Semua sektor mulai dari industri perbankan sampai industri manufaktur masuk ke digitalisasi. Bahkan Presiden Joko Widodo dengan tegas mengatakan untuk mengelola negara sebesar Indonesia dengan 252 juta penduduk, yang tersebar di 17 ribu pulau, perlu digitalisasi. Salah satu tujuan tidak lain mewujudkan visi Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara dengan target US$130 miliar pada 2020. 

Menjawab kebutuhan tersebut, Siemens, sebagai perusahaan yang bergerak di sektor elektrifikasi, otomasi dan digitalisasi membawanya ke level yang lebih tinggi. Dengan MindSphere, Siemens membantu industri menguasai transformasi digital, platform cloud yang bersifat terbuka.  MindSphere merupakan inti dari sistem operasi IoT (Internet of Things) yang kuat dan memungkinkan perusahaan menghubungkan mesin dan infrastruktur fisik mereka ke dunia digital, serta memanfaatkan big data dari miliaran perangkat cerdas sehingga dunia bisnis bisa melakukan transformasi.

Siemens pun mengklaim telah berada di garis depan perkembangan ini. Di sektor pembangkit listrik, analisis data cerdas dan pemrosesan data yang cepat dan aman adalah kunci untuk membuat pembangkit listrik dan keseluruhan sistem energi berjalan sesuai untuk kebutuhan di masa depan. 

Kali ini, Siemens menghadirkan inovasi terbaru yang dikenal dengan sebutan Additive Manufacturing dengan 3D printing, inovasi ini memberikan peluang yang besar untuk berbagai peralatan bisnis baru serta layanan Turbomachinery. Tahun lalu, Siemens membuka workshop terbaru untuk Additive Manufacturing di Finspang, Swedia. Investasi ini menandakan kesiapan Siemens untuk mendukung digitalisasi khususnya di sektor industri manufaktur.

Additive manufacturing merupakan proses pembuatan beragam komponen kelistrikan yang dirancang secara digital. Semua tahapan produksi ini dilakukan secara digital, mulai dari tahapan perancangan hingga mencetaknya dengan bantuan sinar laser. Teknologi ini diyakini mampu menghemat waktu pembuatan komponen kelistrikan, jika menggunakan cara tradisional beberapa komponen membutuhkan waktu produksi hingga lebih dari 4 minggu, sedangkan dengan teknologi ini proses produksi menjadi kurang dari satu minggu dengan waktu produksi selama 24 jam penuh setiap harinya.

Menurut CEO Distributed Generation and Oil & Gas Power Generation Services - Siemens Finspang, Thorbjoern Fors, Additive Manufacturing sangat efisien dalam membantu memangkas waktu kerja dalam memproduksi sebuah turbin. Selain menghemat material dan tahapan pembuatan komponen, juga mempermudah untuk menyesuaikan permintaan konsumen yang membutuhkan turbin dengan bentuk yang berbeda. Pabrik Siemens di Finspang saat ini memproduksi berbagai model turbin seperti SGT-500, SGT-600, SGT-700, SGT-750 dan SGT-800.

Transfer Iptek 

Dalam penandatanganan kerjasama antara Siemens AG dan PT PLN pada April 2016 lalu, Siemens bersama dengan PLN akan membangun Mobile Power Plant (MPP) yang tersebar di 12 lokasi di Indonesia berkapasitas 500 MW. Pembangunan  MPP ini bertujuan untuk menyuplai pasokan listrik yang andal untuk daerah terpencil di Indonesia, serta berkontribusi untuk pembangunan kapasitas nasional Indonesia.

Proses pembuatan dan pengemasan Turbin Gas dan Generator untuk mendukung proyek ini sepenuhnya akan dibuat di Indonesia, serta  memberikan pelatihan dan pendidikan bagi orang Indonesia.

Komitmen Siemens untuk transfer pengetahuan juga telah dilakukan kepada beberapa BUMN yang merupakan mitra bisnisnya di Indonesia, sejumlah 5 orang tenaga kerja PT PAL Indonesia telah diberikan pelatihan intensif di Pabrik Siemens Industrial Turbomachinery di Finspang, Swedia tahun ini, dimana mereka diikutsertakan dalam proses assembling SGT-400 dari tahapan perencanaan hingga selesai.

Menindaklanjuti pelatihan di Finspang ini, tim operator dari Swedia direncanakan awal tahun ini akan segera tiba di Indonesia untuk memantau proses assembling SGT-400 yang diproduksi secara lokal di pabrik PT PAL Indonesia di Surabaya. Selain itu, Siemens juga membentuk tim untuk proses transfer pengetahuan seperti perakitan, rekayasa, kualitas dan logistik.

Selain PT PAL, Siemens juga memberikan pelatihan intensif kepada tenaga kerja PT Pindad, sejumlah 6 orang personelnya telah mengikuti pelatihan proses assembling di Siemens Drasov, Republik Czech  pada akhir 2016.

Transfer pengetahuan dan teknologi ini sejalan dengan komitmen Siemens untuk terus memberikan kontribusi yang nyata bagi pemerintah Indonesia khususnya dalam mendukung pemerintah menyelesaikan program kelistrikan 35.000 MW. Dengan mengoperasikan tiga fasilitas produksi di Indonesia, transfer teknologi dan pengetahuan ini sejatinya merupakan salah satu faktor penunjang kesuksesan bisnis Siemens di Indonesia.

Sebagai contoh, pabrik Siemens untuk Low Voltage dan Medium Voltage di Pulomas, Jakarta Timur, kini menjadi Hub untuk pasar ASEAN, kemudian pabrik Siemens di Cilegon, Banten, telah ikut serta dalam berbagai proyek lokal maupun internasional, awal tahun 2017 ini pabrik tersebut berhasil mengirimkan Kondenser dan Hot Box buatan Indonesia untuk dipasang di tiga  PLTGU di negeri Piramida, Mesir.

Beberapa contoh tersebut merupakan hasil dari kesuksesan Siemens di Indonesia dalam menerapkan proses transfer teknologi dan pengetahuan untuk bangsa Indonesia secara tepat.

Editor: ES