Pertamina EP Asset 4 Targetkan Revenue US$ 346 Juta di 2018

Penulis: Dudi Rahman - Waktu: Senin, 29 Januari 2018 - 23:39 PM
Credit by: pertamina PEP.com

CEPU-PINews.com,- Pertamina EP Asset 4, unit bisnis PT Pertamina EP, memproyeksikan kenaikan produksi minyak dan gas bumi dari beberapa lapangan yang dikelolanya di 2018. Proyeksi peningkatan produksi minyak dan gas bumi tersebut sejalan dengan proyeksi revenue di 2018. Target moderat revenue sebesar US$ 346 juta.

Kenaikan produksi tersebut diproyeksi dari empat field dan satu unitisasi. Produksi minyak Pertamina EP Asset 4 tahun ini diestimasi mencapai 14.032 barel per hari (bph), naik 7,12% dari realisasi 2017 sebesar 13.096 bph. Sedangkan produksi gas ditargetkan 162,93 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd), naik 13,17% dari realisasi 2017 sebesar 143,96 mmscfd.

Agus Amperianto, General Manager Pertamina EP Asset 4, mengatakan target produksi 2018 adalah proyeksi moderat yang disampaikan pada Forum GM PT Pertamina EP. Dalam Forum GM, menurut Agus, Pertamina EP Asset 4 memproyeksikan produksi minyak secara moderat cukup tinggi dibandingkan proyeksi dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP), yaitu sebesar 12.181 bph dan juga proyeksi dalam Work Plan & Budget (WP&B) yag disetujui SKK Migas sebesar 13.649 bph. Sedangkan target produksi gas dalam Forum GM Pertamina EP lebih rendah dari RKAP sebesar 168,08 mmscfd dan WP&B sebesar 165,52 mmscfd.

“Untuk produksi minyak, kami memproyeksikan di level moderat untuk memacu semangat para karyawan Pertamina EP Asset 4 meningkatkan produksi. Sementara produksi gas turun dari RKAP dan WP&B terkait penurunan daya serap gas oleh buyer (PLN),” ujar Agus kepadaDunia-Energi di ruang kerjanya di Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Senin (29/1).

Unitisasi Sukowati di Blok Tuban Kabupaten Tuban, Jawa Timur dan Poleng Field, di Kabupaten Gresik, Jawa Timur diproyeksikan memberi kontribusi terbesar produksi minyak Pertamina EP Asset 4. Berdasarkan target bisnis,  Unitisasi Sukowati diperkirakan memproduksikan minyak 6.214,  jauh lebih tinggi dibandingkan proyeksi dalam RKAP 2018 sebesar 5.154 bph maupun WP&B sebesar 5.345 bph.

“Untuk Poleng Field kami menargetkan produksi minyak dalam Forum GM sebesar 3.540 bph, lebih rendah dari RKAP sebesar 3.540 bph dan WP&B sebanyak 3.670 bph,” ujarnya.

Sementara itu, Donggi-Senoro Field di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah diproyeksikan memberi kontribusi terbesar gas, yaitu 89,99 mmsfd berdasarkan hasil Forum GM. Target produksi ini lebih rendah dari proyeksi dalam RKAP sebesar 91,13 mmscfd dan 89,99 mmscfd dari WP&B. Kontribusi gas kedua diproyeksikan berasal dari Cepu Field di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Dalam RKAP produksi gas Cepu Field ditargetkan 61,82 mmscfd dan 62,99 mmscfd dalam WP&B. “Dalam Forum GM Pertamina EP Asset 4, target produksi gas Cepu Field sekitar 60,33 mmscfd,” ujarnya.

Adapun Papua Field dan Wakamuk di Sorong, Papua Barat diproyekskan produksi minyak mencapai 1.137 plus 77 bph, lebih tinggi dari target dalam WP&B 1.135 + 77 bph dan target dalam RKAP sebesar 855 + 62 bph.

Agus menjelaskan, proyeksi kenaikan produksi minyak dan gas itu fokus pada lima skala konsolidasi prioritas perusahaan. Kelima skala konsolidasi prioritas itu adalah konsolidasi dalam metode pengoperasian, mata rantai suplai, pengembangan sumber daya manusia, pengembangan lingkungan, serta keandalan fasilitas produksi dan peralatan.

“Excellent Goals Asset 4 itu ada empat, yaitu production, cost effectiveness, revenue, dan operation excellent,” katanya.

Terkait produksi, menurut Agus, basis kalkulasi Pertamina EP Asset 4 dalam Forum GM adalah baseline per 31 Desember 2017. Saat itu, produksi minyak 13.476 bph dan produksi gas 158,5 mmscfd.

Sedangkan untuk efektivitas biaya, lanjut Agus, adalah terlaksananya rencana kerja dengan efisiensi biaya anggaran biaya operasi (ABO)  dan anggaran biaya investasi (ABI) sebesar 10% per 31 Desember 2018. Ini berdasarkan perhitungan basline per 31 Desember 2017  sekitar US$ 9.226,7.

“Untuk revenue, kami memproyeksikan tahun ini mencapai sekitar US$ 346 juta. Dan untuk operation excellent adalah avaibility & realibility surface facilities lebih dari 90% dengan target low  and off di bawah 10% dan TRIR di bawah 10%,” ujar Agus. (DR)

 

Editor: Alamsyah