Pertagas Targetkan Laba Bersih US$116 Juta

Penulis: Alamsyah - Waktu: Selasa, 6 Februari 2018 - 12:21 PM
Credit by: dunia-energi.com

Jakarta-PINews.com,-  PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina (Persero), menargetkan laba bersih 2018 sebesar US$116 juta dibandingkan realisasi laba bersih tahun lalu US$141 juta. Namun, target laba bersih tahun ini tidak memasukkan kontribusi dari dua anak usaha, yakni PT Perta Arun Gas dan PT Perta Samtan Gas.

 “Untuk RKAP 2018, target laba bersih US$116  juta karena secara Perta Arun dan Perta Samtan akan masuk ke holding (Pertamina). Itu untuk memudahkan secara konsolidasi. Kami bersama Pertagas Niaga tetap menjadi satu kesatuan,” ujar Suko Hartono, Direktur Utama Pertagas, dalam Diskusi Energi and Mining Editor Society (E2S) bertema “Outlook Industri dan Gas 2018” di Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Perta Arun dan Perta Samtan merupakan dua dari empat anak usaha Pertagas. Dua anak usaha lainnya adalah PT Pertagas Niaga dan PT Perta Daya Gas. Perta Arun dan Perta Samtan tercatat dua anak yang memberikan kontribusi terbesar bagi laba bersih Pertagas. Pada 2017, Perta Samtan tercatat membukukan laba bersih US$26,7 juta dan Perta Arun mencetak laba bersih US$24,6 juta. Selain itu, Pertagas Niaga memberikan kontribusi laba bersih  US$9,3 juta dan Perta Daya sebesar US$644 ribu. Sisanya, sekitar 67%, berasal dari laba bersih Pertagas sendiri.

Pelepasan Perta Arun dan Perta Samtan merupakan bagian dari rencana pembentukan induk usaha (holding) BUMN minyak dan gas yang menggabungkan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) ke dalam PT Pertamina (Persero). Setelah PGN menjadi bagian dari Pertamina, tahap berikutnya adalah menyinergikan Pertagas dengan PGN.  

Menurut Suko, konsep holding merupakan bentuk ideal saat ini untuk PGN dan Pertagas yang mempunyai sektor usaha yang sejenis karena  holding akan menciptakan efisiensi.

Suko menambahkan pada 2017 kinerja laba bersih Pertagas per September 2017, mencapai US$111,52 juta. Dan pendapatan Pertagas mencapai US$463,62 juta. 

Terkait rencana penggabungan PGN dengan Pertagas, yang harus dilakukan lebih dahulu adalah mengindentifikasi masalah-masalah yang ada di PGN dan Pertagas kemudian diselesaikan.

“Jadi paling ideal, berjalan beriringan dulu. Untuk mengimplementasi penggabungan dua perusahaan tidak semudah yang dibayangkan. Saya bayangkan, mungkin satu tahun,” ungkap Suko.

Editor: