Jakarta, PINews.com - Zaman sekarang tidak menggunakan Handphone maka sama seperti ada yang kurang dalam menjalani kehidupan. Karena ponsel sudah menjadi bagian keseharian yang sangat penting, baik untuk pekerjaan ataupun sekedar hiburan.
Namun pemakaian Handphone, terutama android sepanjang hari seringkali menyebabkan handphone panas saat digunakan ataupun saat di charge baterainya. Hal ini tentu bisa mempengaruhi performa handphone kita, bahkan rusak. Menurut sebuah penelitian umur rata-rata handphone android mempunyai umur 400-500 kali proses charge, jadi jika di hitung baterai ponsel anda normalnya berumur 12-15 bulan, selebihnya sudah memasuki masa dimana keadaan posel sering mengalami peningkatan suhu / panas.
Untuk itu diperlukan perawatan yang baik, berikut ini beberapa langkah perawatan sederhana yang bisa dilakukan bagi posel android anda.
Pertama anda bisa persingkat waktu pengisian baterai, caranya adalah lakukan proses charge dalam kondisi posel mati atuapun flight mode. Dengan melakukan pengisian baterai dalam keadaan ponsel mati membuat pengisian memakan waktu lebih singkat.
Kedua yakni dengan perhatikan area sekitar ponsel, atau leboh tepatnya suhu dimana ponsel anda ditempatkan. Jika suhu cuaca disekitar ponsel panas maka akan berpengaruh terhadap suhu ponsel anda. Jauhkan ponsel android anda dari perangkat elektronik lainnya.
Ketiga perhatikanlah aplikasi yang sedang berjalan, terkadang kita tidak sadar ada saja aplikasi yang terus berjalan meskipun kita tidak sedang menggunakannya. Anda bisa memeriksanya melalui menu setting kemudian pilih aplikasi.
Dan langkah sederhana terakhir yang bisa anda lakukan untuk merawat ponsel android anda adalah selalu perhatikan signal. Apabila anda berada diruangan yang bermasalah di jaringan maka ponsel anda meningkatkan sendiri performanya. Hal ini tentu dapat meningkatkan suhu ponsel anda, dan jika berlangsung dalam waktu lama tentu akan mengganggu performa ponsel. Salah satu solusi adalah hindari penggunaan internet saat signal atau jaringan disekitar anda tidak bagus.
Editor: Rio Indrawan