Jakarta, PINews.com - Harga minyak dunia terus mengalami kemerosotan yang tajam. Diperkirakan pada tahun 2015 harga minyak bahkan akan meluncur deras hingga dititik terendah yakni $ 50 per barel. Salah satu faktor yang menekan harga minyak dunia adalah melimpahnya produksi minyak Amerika Serikat yang saat ini berada di kisaran 9 Juta barel per hari. Ini merupakan pencapaian produksi tertinggi AS dalam kurun waktu 29 tahun terakhir.
Lonjakan produksi AS sendiri merupakan buah dari keberhasilan negeri Paman Sam itu dalam meningkatkan teknologi eksploitasi dan eksplorasi minyak, seperti misalnya rekah hifrolik (Fracking). Kemudian langkah AS yang memperbaharui pipa-pipa mereka membuat aliran minyak menjadi lancar .
Langkah sederhana memang, namun dampaknya justru luar biasa. Gulf Coast, atau tempat yang biasa menyimpan stok minyak AS beberapa bulan lalu mengalami kekurangan pasokan, akan tetapi sekarang justru kelebihan pasokan.
Akibat dari merosotnya harga minyak, kini negara produsen minyak yang tergabung dalam OPEC harus berjuang keras mencari pembeli minyak yang sesuai dengan harga yang mereka inginkan. Banyak kapal-kapal tanker hanya bersandar di pelabuhan menunggu untuk dibongkar muatannya berupa minyak. Arab Saudi, Kuwait dan Iran berebut untuk menjadi produsen tetap bagi Cina dan Negara Asia lainnya.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
JAKARTA,PINews.com - Cadangan batu bara nasional yang mencapai 35 miliar ton dan sumber daya sebesar