Dunia Kutuk Serangan Ke Charlie Hebdo Yang Menyimpang Jauh Dari Ajaran Islam
Credit by: Gambar yang beredar di Youtube , para pelaku penembakan di kantor majalah "Charlie Hebdo", Paris, Perancis (youtube)

Jakarta, PINews.com - Dunia ramai-ramai mengutuk penyerangan terhadap kantor koran harian mingguan Satiris Paris “Charlie Hebdo”, di Prancis yang menewaskan 12 awak jurnalis.

Serangan keji ini lagi-lagi mengatasnamakan agama Islam yang jelas-jelas dalam ajarannya tidak ada istilah kekerasan apa lagi membunuh.

Jaksa Prancis menyatakan saksi mendengar kelompok bersenjata tersebut berteriak "Kami telah membalaskan Nabi" dan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar), saat melakukan serangan.

Otoritas kerajaan Arab Saudi mengecam tindakan kekerasan yang mengatasnamakan Islam. erajaan Arab Saudi mengikuti dengan kesedihan mendalam serangan teroris di majalah Charlie Hebdo," kata kantor berita negara Saudi Press Agency, seperti dilansir dari Antara.

Para ulama Islam di Prancis juga turut mengutuk serangan yang justru makin mencorengkan nama Islam yang pada hakikatnya adalah agama yang penuh dengan cinta damai.

“Aksi yang sangat sangat barbar ini juga menyerang demokrasi dan kebebasan pers," kata Dewan Muslim Prancis (CFCM) yang merupakan perwakilan masyarakat Muslim Prancis, terbesar di Eropa dan diperkirakan berjumlah antara 3,5 hingga 5 juta orang. 

“Di tengah tegangnya iklim internasional yang dipicu oleh kegilaan kelompok-kelompok teroris yang secara tidak adil menyatakan bahwa mereka mewakili Islam, kami mendesak semua pihak yang memiliki hubungan dengan nilai-nilai republik ini dan demokrasi agar menghindari provokasi," kata Dalil Boubakeur, Presiden CFCM.

Dewan Muslim juga meminta para warga Muslim untuk tenang serta waspada terhadap manipulasi orang-orang garis keras. 

Sementara itu dari tanah air, Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengatakan penyerangan yang terjadi Charlie-Hebdo adalah tindakan yang sangat jauh menyimpang dari nilai-nilai ajaran agama yang diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW ini.

"Selain bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, tindakan kekerasan itu juga dinilai telah membajak nama Islam. Ada kesan, dengan tindakan seperti itu, Islam seakan-akan membenarkan tindakan tersebut. Padahal, di dalam kitab suci Al-Quran, tindakan kekerasan apalagi sampai pada pembunuhan sungguh sangat tidak dibenarkan," kata Saleh di Jakarta.

Atas nama agama para pelaku dengan seenaknya mencabut nyawa orang lain, ini justru menambah catatan hitam dan memberikan dampak buruk bagi Islam yang baru-baru ini juga dicoreng dengan kehadiran ISIS.

Latar belakang penyerangan sendiri diduga akibat pemuatan kartun-kartun Nabi Muhammad oleh "Charlie Hebdo" tentang hijrahnya Nabi dari Mekah ke Madinah pada 622 menandai awal zaman Muslim.

Beberapa warga Paris takut terhadap efek serangan tersebut pada hubungan bermasyarakat di Prancis. Prancis memiliki populasi muslim terbesar di Eropa. 

"Ini buruk bagi semua orang, terutama Muslim meskipun pada kenyataannya Islam adalah agama yang baik. Kejadian ini berisiko membuat keadaan menjadi semakin buruk," kata Cecile Electon, seorang pekerja seni.

Editor: RI