Ketahanan Energi Terancam, Pertamina Hanya Menguasai 10% Cadangan Migas Nasional
Credit by: Blok Mahakam (Ist)

Jakarta, PINews.com - PT Pertamina (Persero) jauh tertinggal dibandingkan NOC negara lain  dalam penguasaan  cadangan migas. Bagaimana tidak? BUMN energi ini hanya menguasai cadangan sebesar 2,8 miliar barel setara minyak. Sementara non-NOC menguasai sekitar 25,8 miliar barel setara minyak. Prosentase ini kalah jauh dibandingkan Malaysia. Petronas sebagai NOC menguasai 8,2 miliar barel minyak atau setara 49 % , sedangkan Non NOC menguasai 8,6 miliar atau 51 %

Untuk  Level Asia Tenggara, tak hanya ditinggalkan Malaysia, Indonesia juga kalah dibandingkan Thailand  dan Vietnam. Meski cadangan migas yang dimiliki negeri gajah putih sedikit hanya 3,7 miliar barel , sekitar 30% atau 1,1 miliar barel dikuasai NOC. Sementara di Vietnam NOC menguasai 31 % atau sekitar 1,7 miliar dari seluruh cadangan yang berjumlah 5,4 miliar barel.

Semakin  tertinggal lagi  jika dibandingkan dengan Arab Saudi yang cadangan migasnya dikuasai NOC sampai 99%, Venezuela 92%, dan Brasil 92%.  “Dalam konteks ketahanan energi, idealnya 100% cadangan migas nasional dikuasai NOC, “ ujar Syamsu Alam, Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) dalam  kesempatan buka bersama dengan media massa di Jakarta,  8 Juli 2015.

Tak sekedar penguasaan cadangan migas nasional, Prosentase produksi migas Pertamina di Indonesia relatif masih rendah dibandingkan dengan perusahaan migas nasional di negara lainnya. Hanya sekitar 24%. Bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 48%, Brasil 85%, Algeriam 70%, China 92%, dan  Arab yang mencapai 99%.

Dalam kaitan  dengan ketahanan energi nasional, fakta ini sangat miris sekaligus mengkhawatirkan. Untuk itu, menurut Alam, Pertamina untuk perlu meningkatkan produksi, Pertamina akan meminta kepada pemerintah untuk diberi kesempatan mengelola wilayah-wilayah kerja yang  habis masa kontraknya. Setelah  Blok Mahakam, Pertamina mengincar Blok potensial lain. Salah satunya Blok Sangasanga yang sekarang dioperasiokan Vico.

“Untuk meningkatkan ketahanan energi, security of supply dan kapabilitas nasional, Pertamina melakukan ekspansi bisnis hulu ke luar negeri, “ Alam menambahkan.

Editor: RI