Ini 3 Masalah Utama Ekonomi Indonesia Menurut Menko Perekonomian Baru
Credit by: Darmin Nasution (Ist)

Jakarta, PINews.com - Kondisi ekonomi Indonesia dalam beberapa bulan terakhir makin lesu, hal ini ditandai dengan terus melambungnya berbagai harga kebutuhan pokok dan tentu saja anjloknya rupiah terhadap dollar AS. Meskipun pemerintah terus menerus membantah anjloknya ekonomi Indonesia, namun kenyataan berkata sebaliknya dan rakyatpun yang menjadi “Bantalan” untuk menanggung itu semua.

Akhirnya presiden Joko Widodo pun sadar ada yang tidak beres dengan kinerja para pembantunya terutama di bidang ekonomi.

Perombakan di enam posisi menteri pun dilakukan salah satunya dengan menggantikan Menko Perekonomian, Sofyan Djalil dengan Darmin Nasution.

Darmin Nasution sendiri dinilai beberapa pihak sebagai sosok yang pas untuk mengambil alih kerja Sofyan dan diyakini mampu mengembalikan lagi suasana kondusif perekonomian tanah air.

Darmin pun mengemukakan ada tia persoalan utama yang saat ini menjadi fokusnya saat menjabat sebagai Menko nanti.

“Masalah pertama adalah potensi terjadinya kekeringan akibat El Nino dalam beberapa bulan mendatang, yang bisa menyebabkan gangguan distribusi bahan makanan dan melambungnya harga komoditas pangan,” tutur Darmin di Jakarta.

Kebijakan khusus menurut Darmin nanti akan dibuat mengenai masalah pangan dan inflasi.

Persoalan lainnya adalah masalah penerimaan pajak dan pengeluaran belanja dalam APBN yang belum terlalu mulus hingga pertengahan tahun, padahal eksekusinya dibutuhkan untuk pembangunan nasional.

"Penerimaan masyarakat agak tergganggu karena harga produk sumber daya alam perkebunan turun. Kita harus cari upaya untuk mendorong penerimaan dan mencari solusi dalam kondisi saat ini," kata Doktor Ekonomi dari Universitas Paris, Sorbonne, Prancis ini

Menurut Darmin masalah kedua ini ada hubungannya dengan masalah pertama yakni persoalan pangan tadi. Misalnya pengadaan irigasi tersier dalam jangka panjang. Tapi ini tergantung di APBN, uangnya seperti apa. Karena anggarannya tidak bisa dikarang-karang.

Masalah terakhir adalah peningkatan potensi investasi dari sektor keuangan, karena Indonesia saat ini sedikit mengalami kekurangan modal langsung (capital inflow) di sektor finansial dan menyebabkan rupiah berfluktuasi.

"Capital inflow bisa bermacam-macam, bisa dari investasi PMA atau PMDN, atau bisa juga pemerintah terbitkan bond di pasar internasional, atau swasta yang menjadi investornya. Area ini sangat krusial untuk dikerjakan," kata mantan Gubernur BI ini.

Editor: RI