Hari Guru Nasional, Bisa Jadi Momentum Bagi Peningkatan Pendidikan Usia Dini
Credit by: Ardhiana Yoghisavitrie bersama murid TK Muslimat NU 254 (PIN)

Jakarta, PINews.com - Di Indonesia ada satu hari yang spesial bagi para guru. Selain hari pendidikan yang jatuh setiap 2 Mei, terdapat satu hari lain yang seharusnya bisa kita jadikan momentum untuk lebih menghargai para guru yang telah mendidik dan mencetak manusia-manusia yang berguna bagi bangsa.

Yaa, Hari Guru Nasional diperingati setiap 25 November. Pada peringatan hari guru nasional seluruh elemen bangsa sudah sepatutnya menyadari bahwa peran guru sudah tidak bisa lagi dipandang sebelah mata. Termasuk guru-guru yang berjuang pada jenjang pendidikan selain Menengah Pertama dan Menengah Atas.

Profesi guru di jenjang pendidikan menengah pertama dan atas kerap kali menjad sorotan karena ada stigma di masyrakat bahwa pada jenjang tersebut guru adalah salah satu pihak paling bertanggung dalam membentuk sebuah pribadi manusia nantinya akan jadi seperti apa.

Tidak banyak yang melihat bahwa proses pembentukan jati diri seorang manusia sebenarnya bisa dilakukan dan justru lebih efektif ketika manusia masih berada di usia dini atau anak-anak.

Hal tersebut disadari oleh Ardhiana Yoghisavitrie, M.Pd.. yang tersentak dengan kurangnya pendidikan bagi anak-anak usia dini di sekitar wilayahnya di daerah Malang.Selepas menggenggam gelar sarjana pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Negeri Malang pada tahun 2000, Ia pun tidak berpikir panjang dan langsung terjun dengan mengajar anak-anak jalanan.

Jalur pendidikan memang menjadi jati diri Ardhiana. Setelah mengajar di beberapa sekolah Ia pun membentuk sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) Muslimat NU 254. Keberadaan TK Muslimat bisa dibilang berbeda dengan TK lainnya, karena sadar akan kurangnya fasilitas pendidikan di setiap TK, Ardihana bertekad di TK yang dirintasnya ini fasilitas untuk menunjang pendidikan anak-anak akan menjadi hal utama yang harus diberikan. “Memulai dari nol, angkatan pertama dimulai dengan 10 anak“ ujar Ardhiana saat ditemui Portal Indonesia News.

Pendidikan agama di TK Muslimat menjadi fokus pengajaran yang diberikan, selain berbagai inovas dan metode pengajaran yang terus dikembangkan. “Alhamdulilah memasuki tahun ke lime, TK Muslimat yang dulu dirintis sudah memiliki 161 murid,” cerita Ardhiana sumringah.

Beberapa inovasi metode pengajaran yang diberikan misalnya memberikan pendidikan lingkungan hidup dengan bekerja sama dengan mahasiswa fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Gresik.  Jadi, anak-anak di usia dini tidak hanya terpaku dengan kegiatan baca dan menulis, akan tetapi mulai diperkenalkan dengan lingkungan agar mulai terbentuk rasa cinta dan niat untuk menjaga lingkungan.

Apa yang dirintis dan dijalani Ardhiana dan sosok guru usia dini lainnya bisa jadi cerminan bahwa pendidikan tidak melulu mengenai teori dan baru dimulai pada anak-anak dengan jenjang usia Atas, Menengah ataupu Dasar.

Pendidikan seharusnya seimbang dan mulai diberikan sejak usia dini, karena jika dimulai sejak dini nantinya akan terbentuk juga pribadi yang kuat dan siap untuk terus melanjutkan pendidikan kejenjang-jenjang berikutnya.

Editor: RI