Saatnya Jebolan Akmil 1988 Jadi Panglima Kodam
Credit by: wartakepri.com

Jakarta, PINews.com - Di Indonesia saat ini ada 14 komando daerah militer (kodam). Tapi, panglima kodamnya masih dikuasai oleh empat angkatan jebolan Akademi Militer (Akmil) yaitu  lulusan Akmil 1984, 1985, 1986, dan 1987. Jebolan Akmil 1984, menempatkan dua orang pangdam, yaitu Pangdam I Bukit Barisan Mayjen Cucu Sumantri dan Pangdam Hasanuddin Mayjen Agus Surya Bhakti.  Keduanya sesama kelahiran 1961.

Jebolan Akmil 1985 menempatkan wakil terbanyak, yaitu lima pangdam. Kelima pangdam lulusan Akmil 32 tahun lalu itu adalah Pangdam Iskandar Muda Mayjen M Fachruddin (kelahiran 1962), Pangdam Jaya Mayjen Jaswandi  (kelahiran Maret 1960), Pangdam IX/Udayana Mayjen Komaruddin Simanjuntak (kelahiran Januari 1960), Pangdam XVI/Patimura Mayjen Doni Monardo (kelahiran Bandung 1963), dan Pangdam XVII/Cendrawasih Mayjen  George E Supit (kelahiran 1962)

Jebolan Akmil 1986 menempatkan tiga lulusan terbaiknya jadi pangdam. Mereka adalah Pangdam IV/Diponegoro Mayjen Tatang Sulaiman (kelahiran 1965), Pangdam XIII/Merdeka Mayjen Ganip Warsito  (kelahiran 1963), dan Pangdam XVIII/Kasuari (pemekaran Kodam Cendrawasih) Mayjen Joppye Onesimus Wayangkau (kelahiran 1962)

Jebolan Akmil 1987, yang disebut-sebut sebagai  jebolan Akmil yang bakal jadi penerus pimpinan TNI AD di masa datang, menempatkan empat orang alumninya jadi pangdam. Keempat pangdam jebolan Akmil 1987 adalah Pangdam II/Sriwijaya Mayjen Anto Mukti Putranto (kelahiran 1964), Pangdam III/Siliwangi yang juga adalah peraih Adhi Makayasa 1987 Mayjen M Herindra (kelahiran 1965), Pangdam V/Brawijaya Mayjen Kustanto Widiatmoko (kelahiran 1965), dan Pangdam  XII/Tanjungpura cum jebolan terbaik Seskoad 2008 Mayjen  Andika Perkasa (kelahiran 1964).

Nah, seiring bakal pensiunnya sejumlah perwira tinggi TNI AD pada tahun ini, termasuk yang dalam tempo kurang dari 1,5 bulan ke depan bakal memasuki masa purnabhakti adalah Wakasad Letjen Inf Hinsa Siburian (lulusan terbaik Akmil 1986), gerbong mutasi di lingkungan TNI AD bakal segera bergerak kembali. Salah satu yang kemungkinan besar terjadi adalah akan adanya jebolan Akmil 1988 yang bakal promosi menjadi Pangdam.

Pertanyaannya kemudian, siapa di antara para perwira tinggi  (terutama yang sudah memiliki  dua bintang di pundaknya) bakal didapuk  sebagai orang nomor  wahid di salah satu dari 14 Kodam itu?   Tak semudah membalik telapak tangan untuk memerkirakannya. Maklum, banyak pertimbangan seorang   pati bintang dua dipercaya oleh pimpinan TNI AD menjadi pangdam. Selain kinerja  yang bersangkutan kudu moncer, pun diusulkan oleh  Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tertinggi. Di luar itu, garis tangan (baca: nasib) juga sangat menentukan seorang pati bintang dua diangkat jadi panglima kodam, atau bahkan pangkat dan jabatan lebih tinggi dari itu.

Menurut perkiraan penulis, dari empat mayor jenderal lulusan Akmil 1988 ini, diproyeksikan sedikitnya ada salah satu yang bakal promosi menjadi pangdam. Siapa saja?

Pertama,  Mayjen Inf Madsuni. Pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat 1964 ini kini menjabat  Komandan Jenderal Kopassus setelah sebelumnya menjadi Wadanjen Kopassus (yang kini dijabat oleh Brigjen Inf Richard Tampubolon, jebolan Akmil 1992) dan Komandan Korem 033/Wira Pratama.  Saat ini, Madsuni mengikuti PPSA XXI di Lemhanas bersama sejumlah perwira tinggi dari tiga angkatan dan Polri, termasuk Kapolda Banten Brigjen (Pol) Liestyo Sigit Prabowo (jebolan Akpol 1991, kelahiran 1969) dan Kasdam Iskandar Muda cum lulusan terbaik Seskoad Brigjen Achmad Danial Chardin (Akmil 1990).

Kedua, Asisten Pengamanan Kasad Mayjen Inf Ilyas Alamsyah. Rekam jejak Ilyas dalam penugasan di liungkungan TNI AD,  mungkin termasuk yang paling lengkap. Sebelumnya, Ilyas pernah jadi wakil asisten pengamanan  Kasad dan Kepala Staf Kodam Jaya.

Ketiga, Panglima Divisi II Kostrad Mayjen Agus Suhardi. Pria kelahiran 52 tahun silam ini juga memiliki potensi tinggi menjadi panglima kodam. Apalagi, yang bersangkutan juga memiliki rekam jejak penugasan yang tak kalah dari Ilyas. Agus misalnya pernah dua kali menjadi kepala staf, yaitu  di Divisi I dan Divisi II Kostrad serta terakhir menjadi Kasdam V/Brawijaya sebelum didapuk jadi Pangdivif II.

Keempat,  Panglima Divisi I Kostrad Mayjen Ainurrahman. Sama seperti Ilyas, Ainrurrahman pernah menjadi kepala staf divisi II Kostrad dan Kepala Staf Garnisun 1/Jakarta sebelum kemudian promosi menjadi Kepala Staf Kodam VI/Mulawarman dan selanjutnya promosi menjadi Pangdivif I di Cilodong.

Baru empat nama itu jebolan Akmil 1988 yang  berpangkat mayor jenderal yang memiliki kans kuat menjadi  pangdam. Entah siapa yang  terlebih dahulu. Adakah Madsuni, Ilyas, Agus, atau Ainurrahman.  Yang jelas, kecil kemungkinan dan tak lazim di lingkungan TNI AD, seorang kepala staf kodam tetiba promosi jadi panglima kodam.

Saat ini memang ada sejumlah pati bintang satu jebolan Akmil 1988 yang menjadi kepala staf kodam.  Mereka adalah  Brigjen  Inf Muhammad Sabrar Fadillah, yang saat ini menjadi Kasdam IV/Diponegoro, Kasdam XII/Tanjungpura Brigjen Sulaiman Agusto, dan Kasdam  XVII/Cendrawasih Brigjen Herman Asaribab.  Bahwa tiga kasdam tersebut berpotensi kuat jadi panglima kodam di  masa depan, amat betul. Namun, ketiganya  kudu mutasi pada pangkat dan jabatan yang setara atau malah promosi  ke bintang dua.  Misalnya menjadi panglima divisi infanteri atau menjadi komandan pusat pendidikan di lingkungan  Kodiklatad seperti Danpusenif.  Kita lihat saja! 

(Dudi R Rukmana, pemerhati pola mutasi dan promosi jabatan Jenderal di lingkungan TNI/Polri)

Editor: