Proyek Migas Laut Dalam Tahap Dua Segera Dimulai
Credit by: dok.Chevron Indonesia

Jakarta, PINews.com,- Kegiatan studi untuk mendalami kegiatan pengembangan proyek Gendalo-Gehem yang merupakan tahap kedua dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) di Kutei Basin Kalimantan Timur akan segera dilaksanakan. Kegiatan tersebut ditandai dengan penandatanganan kerjasama teknik dan desain serta fasilitas produksi.

Penandatanganan kerjasama tersebut dilaksanakan di atas unit produksi terapung West Seno, yang merupakan fasilitas lapangan Bangka, proyek IDD pertama. Penadandatangan yang dilakukan oleh Chuck Taylor, Managing Director Chevron IndoAsia Business Unit dan PT Worley Parsons Indonesia serta PT Tripatra Enginering tersebut disaksikan langusng oleh Kepala SKK Migas, Amin Sunaryadi. (Rabu, 13/12)

Tahap pertama dari Proyek IDD, yakni Proyek Bangka, sudah berproduksi sejak Agustus 2016 dengan kapasitas terpasang 110 juta kaki kubik gas dan 4.000 barel kondensat per hari. Hingga saat ini, enam kargo Gas Alam Cair (LNG) hasil produksi Lapangan Bangka telah dikapalkan dari Terminal LNG Bontang, sebagai bagian dari Perjanjian Jual-Beli LNG Proyek Bangka dengan Pertamina selama lima tahun.

Chuck Taylor mengungkapkan bahwa Chevron telah menjadi mitra utama dalam pemenuhan kebutuhan energi Indonesia selama lebih dari 90 tahun, ikutv menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dan mendukung pengembangan masyarakat di area mereka beroperasi.

“Kegiatan studi ini akan mendalami alternatif-alternatif yang dapat menurunkan kebutuhan biaya kapital secara signifikan dan meningkatkan tingkat kelayakan proyek,” ungkap Taylor.

Lebih jauh ia  menjelaskan bahwa perusahaan asal Negeri Donald Trump tersebut menghargai dukungan Pemerintah Indonesia, yang  menjadikan proyek IDD sebagai salah satu proyek Strategis Nasional.”

Penandatanganan dua kontrak hari ini, terkait studi kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain proyek IDD yang akan dikerjakan oleh PT Worley Parsons Indonesia untuk lingkup bawah laut (subsea) dan PT Tripatra Engineering untuk lingkup fasilitas produksi, merupakan kemajuan yang signifikan bagi proyek yang akan memberikan manfaat mendasar bagi masyarakat dan Pemerintah Indonesia.

Pekerjaan dalam kontrak-kontrak tersebut diharapkan selesai pada 2018.. Proyek IDD tahap kedua diperkirakan memiliki potensi total produksi gas alam sekitar 3 triliun kaki kubik. 

Untuk proyek IDD ini, Chevron sebagai operator memegang 63 persen saham kepemilikan (secara agregat), bersama mitra joint venture lainnya yaitu Eni, Tip Top, PHE dan para mitra Muara Bakau.

 

 

Editor: