Ukraina dan Rusia: Agama Mempersatukan, Politik Mengurai Berai
Credit by: Aksi Damai (Ist)

Jakarta, PINews.com - Sejak permulaan, imam memainkan peran dalam  demonstrasi-demonstrasi di Kyiv dan bagian-bagian lain Ukraina, seperti dikemukakan oleh  Profesor  Andrei  Zubob,  seorang ahli sejarah agama.

"Para rohaniwan dari kelompok-kelompok yang berbeda - Ortodoks, Unitarian, Katolik Yunani - semuanya bersama," ujarnya.

Sementara  pemimpin-pemimpin gereja dari semua aliran agama di Ukraina tampak mendukung  kepemimpinan  politik baru di Kiev, tetapi imam Rusia bungkam sehubungan peristiwa-peristiwa yang akhir-akhir ini berkembang di sana. "Kita belum mendengar Gereja Ortodoks Rusia mengambil sikap dalam situasi di Ukraina. Mereka bahkan tidak menyerukan gencatan senjata selama Paskah," ujar Alexander Soldatov, seorang jurnalis Rusia yang meliput soal agama.

Konflik yang  terjadi sekarang di Ukraina mungkin akan menyebabkan perpecahan antara Gereja Ortodoks Rusia dan cabang-cabangnya di Ukraina. Gereja Ortodoks Rusia, yang mempunyai hubungan erat dengan Pemerintah Rusia  tidak memberikan komentar mengenai laporan ini.

"Kalau mereka memberikan dukungan kepada Presiden Putin, rekan-rekan mereka  di Ukraina  bisa marah. Kalau mereka mendukung Ukraina,  hal itu akan menimbulkan masalah besar dengan  pemerintah Rusia," ujar Profesor Zubov.

Kurang lebih 40 persen penganut Ortodok di Ukraina adalah jemaat Ortodoks Rusia. Zubov dan Soldatov mengatakan, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia, Kirill, berselisih dengan Presiden Putin mengenai konflik itu.

Sebagai bukti, mereka mengacu pada absennya Kirill dalam pidato Presiden Putin pada 18 Maret mengenai Crimea di Kremlin. Namun rohaniwan Gereja Ortodoks Ukraina Yakov Krotov menepis anggapan itu.

"Secara  resmi, gereja mutlak berada di belakang Putin dan desas-desus mengenai  Pemimpin Ortodoks Rusia Kirill hanya kabar angin," ujarnya.

Krotov mengatakan Kirill tidak mau berselisih dengan pemerintah Rusia maupun dengan pihak gereja Ortodoks di Ukraina, dan menyebut sikapnya yang diam “tidak bermakna apa-apa”.

Soldatov juga mengemukakan, imam-imam aktif  dalam demontsrasi di Kiev, tetapi  mereka tidak tampak di manapun dalam demonstrasi pro-Rusia di Ukraina timur.

"Meskipun  banyak rohaniwan dari semua aliran hadir di Lapangan Maidan, Kiev. Tidak ada yang berdiri di barikade yang mengelilingi gedung-gedung pemerintah di Luhansk dan Donetsk," ujarnya.

Bagi umat Ortodoks Rusia maupun Ukraina, Hari Paskah adalah hari keagamaan yang paling penting. Banyak  umat sudah pasti berdoa agar Ukraina dan Rusia  bisa menghindari peningkatan konflik yang sedang berlangsung.

Editor: Hari Maulana