Keindahan Alam Sudah Dikenal Dunia, Indonesia Hanya Punya 1 Geopark
Credit by: Geopark Batur (Ist)

Jakarta, PINews.com - Sejak dulu Indonesia tersohor dengan keindahan dan kekayaannya, baik itu alam, budaya, etnis dan sebagainya. Bahkan dikatakan Indonesia sebagai negara yang lengkap. Akan tetapi miris jika kita mengetahui berapa banyak Geopark yang dimiliki dan terdaftar di UNESCO.

Yaa, hingga umur yang melampaui setengah abad, Indonesia dengan keindahan alamnya hanya memiliki satu Geopark yang terdaftar di UNESCO yaitu Batur/Kintamani. Dengan kondisi ini pemerintah didesak untuk segera kambali mengajukan beberapa wilayah yang cocok untuk didaftarkan sebagai Geopark.

Menurut mantan Menteri Pariwisata yang saat ini menjadi Menteri ESDM, Jero Wacik, seharusnya Indonesia tidak kalah dari Cina yang saat ini sudah memiliki 21 Geopark.

"Kita baru punya satu yaitu Batur/Kintamani yang tercatat sebagai geopark di UNESCO. Tiongkok sudah punya 21 salah satunya Kuilin," ungkap Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik di Jakarta.

Memang diakui Jero bahwa pendaftaran Geopark harus melewati proses yang panjang. ia mengungkapkan bahwa untuk mengurus Batur sebagai Geopark saja hmembutuhkan waktu 6 tahun yakni didaftarkan 2006 dan disahkan 2012.

"Di tahun 2006 kita punya nol geopark kita (tidak punya). Saya berpikir Kintamani (Batur) bisa dibukukan ke UNESCO. Pulang dari Kuilin tahun 2006 saya panggil dirjen saya untuk usulkan geopark ke UNESCO. Minta diundang Sukhyar saat itu staf ahli di Kementerian ESDM. Saat itu saya Menteri Pariwisata dan saya usulkan 5 geopark yaitu Batur, Toba, Sewu, Rinjani, Merangin. Yang memenuhi syarat hanya Batur di tahun 2012. Perjuangannya setengah mati," tuturnya

Jika saja banyak wilayah di Indonesia telah didaftarkan menjadi Geopark, maka dipastikan hal itu dapat membantu mensejahterakan warga sekitar wilayah daerah Geopark.

Menurut Jero, jika satu kawasan geopark di UNESCO, maka dampaknya positif dan menguntungkan bagi negara tersebut. Salah satunya adalah peningkatan pendapatan devisa negara karena kunjungan turis dipastikan yang meningkat. Kemudian otomatis akses ekonomi bagi masyarakat sekitar akan terbuka.

Editor: Rio Indrawan