Jerman vs Portugal, Mana Lebih Unggul?
Credit by: Skuad Jerman 2014 (Ist)

Jakarta, PINews.com - Pekerjaan rumah ekstra njlimet kini dihadapi oleh pelatih Jerman Joachim Loew, salah satunya mencari untuk menemukan resep cespleng soal cara menghentikan atau "mematikan" pergerakan pemain bintang Portugal Cristiano Ronaldo.

Berlaku dogma di jagat pemikiran bola bahwa satu pemain bintang belum cukup menghantar sebuah tim dapat keluar sebagai pemenang. Masih perlu kreativitas plus kerjasama tim. Dan laga Jerman kontra Portugal menanti dengan sebuah pembuktian dalam gelaran pertandingan di Grup G Piala Dunia 2014 yang diadakan di Arena Fonte Nova, Salvador, pada Senin malam, pukul 23.00 WIB.

Ronaldo menantang Der Panzer berbekal predikat sebagai peraih Ballon d'Or, dengan ketajaman luar biasa mencetak gol. Ketika membela Real Madrid, ia mengukuhkan diri sebagai striker subur dengan mengemas 106 gol dalam 102 penampilan di semua ajang. Bagi Seleccao, dia mencetak 12 gol dalam 10 partai.

Mampukan Ronaldo membawa Portugal menjadi juara dunia, paling tidak memberi inspirasi bagi rekan-rekannya mengalahkan pasukan Der Panzer?

Sejak Belanda melibas juara dunia Spanyol dengan 5-1, maka jagat prediksi hasil pertandingan sepak bola semakin menunjukkan grafik kesulitan cukup tinggi. Tinggal sekarang terbentang jargon, tim yang lebih siap mengalahkan diri sendiri dapat mengatasi lawan.

Musuh dalam diri sendiri lebih dapat menggerogoti ketahanan dan keunggulan pribadi, apalagi sepak bola sejatinya merupakan atraksi permainan yang menghimpun seluruh kemampuan perorangan agar menjelma menjadi kekuatan tim.

Jika kini Spanyol melecut dan memotivasi diri pasca kekalahan memalukan dari Belanda itu, maka kini waktunya pasukan Jerman memberi pelajaran kepada skuad asuhan Paulo Bento yang nota bene dihuni oleh Cristiano Ronaldo.

Loew paling tidak tertantang mengalahkan skuad yang kini dihuni oleh pemain terbaik di dunia, karena ia memahami bahwa tidak ada hal yang mustahil di bawah kolong langit ini, sejauh masih bercokol heroisme dalam diri sendiri.

Tentu, Loew tidak ingin mati konyol dengan heroisme pepesan kosong. Portugal bukan lawan yang dapat dianggap sebelah mata. Seleccao kini dihuni oleh Eduardo, Pepe, Joao Moutinho. Ada pula Fabio Coentrao dan Raul Meireles di lini tengah.

Eduardo yang telah berusia 31 tahun kini dikenal sebagai penjaga gawang nomor satu Portugal. Pepe digadang-gadang sebagai salah satu tembok yang sulit ditembus siapa pun pemain di dunia ini. Pemain Real Madrid ini ciamik dalam melakukan duel udara dan cermat dalam melakukan tekel.

Sementara, Moutinho makin mengukuhkan diri di jagat bola sebagai pemain yang mampu melepaskan umpan-umpan matang dan terukur kepada sesama rekan. Perannya di lini tengah dapat mendukung Ronaldo. Visi bermainnya terbilang oke.

Kenyataan itu jelas-jelas tidak selayaknya membuat kecil hati kubu Jerman. Manuel Neuer, Philipp Lahm , Sami Khedira, dan Miroslav Klose diharapkan membulatkan tekad untuk bersaing dengan menunjukkan performa apik.

Penjaga gawang Neuer dapat memberi jaminan sepenuhnya kepada lini belakang. Penampilannya konstan dan terkesan tidak "angin-anginan" di bawah mistar gawang. Lahm menjadi salah satu bek sayap terbaik di dunia. Pemain ini mampu beroperasi di dua sayap bahkan mampu berperan sebagai gelandang bertahan.

Khedira lebih bakal diserahi tugas sebagai gelandang bertahan. Lantaran bermain untuk Madrid, ia tahu betul bagaimana cara menghadapi Ronaldo. Dan Klose, satu-satunya striker murni yang dibawa Loew. Pemain ini punya naluri mencetak gol, hanya saja usianya kini tidak lagi muda.

Komentar dua pelatih:

Joachim Loew (Jerman):
"Sami Khedira, Philipp Lahm dan Manuel Neuer telah menjalani pemeriksaan kesehatan di Muenchen, tapi Bastian tidak menjalani hal itu, karena itu ia masih berkutat dengan cedera lutut."

"Saya yakin kami telah benar-benar siap tanding. Kami bermodal sejumlah pemain berkualitas dan bertalenta. Tugas kami sekarang, terus meningkatkan performa. Hal serupa pernah kami lakukan ketika ikut di Piala Dunia 2010."

"Saatnya kami membuat prioritas dengan memfokuskan diri kepada raihan gelar, coba dan berusaha sampai ke babak final. Untuk itu kami perlu menyiap diri dengan kesungguhan dan kerja keras karena turnamen ini berlangsung lama."

"Kami bakal melakoni sejumlah laga yang memerlukan fokus dan konsentrasi bertanding. Anda tidak dapat meraih gelar juara hanya dengan bertanding dalam empat atau lima laga."

Paulo Bento (Portugal):
"Saya kira punya pemain sekelas Cristiano (Ronaldo) sungguh sangat penting. Pengaruhnya dalam tim sungguh luar biasa. Ia paham betul akan hal itu. Yang lebih penting lagi, ia tahu akan hal itu juga, dan rekan-rekannya satu tim tahu juga."

"Hanya saja, punya pemain terbaik di dunia tidak lantas menjamin bahwa kami dapat menjadi juara dunia. Banayak orang di negara saya tentu akan tidak suka dengan pendapat saya ini. Hanya saja, ini kenyataan sesungguhnya yang harus saya katakan."

"Kami harus terus fokus kepada setiap laga di babak penyisihan grup. Yang perlu sekarang, bagaimana setiap pemain memberi yang terbaik bagi tim. Kami dikenal sebagai tim yang baik karena dihuni sejumlah pemain hebat. Tim ini telah berpartisipasi dalam sejumlah kejuaraan besar, dan telah menghasilkan buah positif."

"Kami akan berjuang meraih trofi Piala Dunia, dengan lebih dulu lolos dari babak penyisihan grup. Salah satu modal kami, yakni punya pemain berkelas dunia." 

 

Sumber  : Antara

Editor: Rio Indrawan