PLN Cetak Laba Rp 145 Triliun Pada Semester I 2014
Credit by: Gedung PLN Pusat (Ist)

Jakarta, PINews.com - Laporan keuangan PT PLN (Persero) per 30 Juni 2014 unaudited menunjukkan angka yang signifikan terhadap pertumbuhan pendapatan usaha yakni Rp. 145,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama 30 Juni 2013 yakni  Rp. 116,7 triliun, naik Rp. 28,4 triliun atau 24,3%.

Meningkatnya pendapatan usaha di Semester I 2014 ini disebabkan kenaikan volume penjualan kWh tenaga listrik menjadi sebesar 96,560 Tera Watt hour (TWh) atau naik 6,7% dibanding dengan periode yang sama tahun 2013. Kenaikan volume penjualan juga dapat dilihat sebagai wujud nyata dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi dan upaya untuk terus meningkatkan angka rasio elektrifikasi. PLN terus menyambung listrik ke pelanggan dan hingga Juni 2014 jumlah pelanggan Perseroan mencapai 55,74 juta pelanggan.

Disisi lain, beban usaha pada Semester I 2014 tercatat sebesar Rp. 118,5 triliun, meningkat 20,5% dibandingkan Semester I 2013 sebesar Rp. 98,3 triliun. Meningkatnya beban usaha ini terutama dikarenakan peningkatan konsumsi dan kenaikan harga bahan bakar, pelumas untuk melayani peningkatan permintaan tenaga listrik pelanggan. Dengan demikian laba usaha Perseroan pada Semester I 2014 adalah Rp. 26,6 triliun, naik sebesar Rp.8,2 triliun atau 44,8% dibanding dengan periode yang sama tahun 2013 Rp. 18,4 triliun. Prosentase kenaikan beban usaha terlihat lebih rendah dibanding prosentase kenaikan pendapatan usaha. Hal ini menunjukkan upaya efisiensi yang terus dijaga oleh PLN.

Perseroan terus melakukan kontrol terhadap pengeluaran untuk beban usaha, khususnya untuk biaya kepegawaian dan pemeliharaan yang merupakan controllable cost bagi Perseroan.

Beban diluar usaha berupa bunga pinjaman dan lain-lain berjumlah Rp. 11,5 triliun dan beban pajak  Rp. 2,7 triliun sehingga Laba bersih menjadi Rp. 12,3 triliun, naik sebesar Rp. 7,5 triliun dibanding dengan Laba Bersih pada periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp. 4,8 triliun. Kenaikan laba bersih ini disamping disebabkan oleh kanaikan laba usaha juga disebabkan adanya peningkatan laba selisih kurs sebesar Rp. 4,4 triliun yang diakibatkan oleh menguatnya Rupiah terhadap USD, meskipun nilai Rupiah terhadap Yen melemah. Sebagaiamana diketahui bahwa libilitas perusahaan 81,6% dalam Valuta Asing USD.

EBITDA Perseroan mengalami peningkatan sebesar 29,7% dari Rp. 30,4 triliun pada Semester I 2013 menjadi Rp. 39,4 triliun pada Semester I 2014. Dengan semakin membaiknya EBITDA menunjukkan semakin membaiknya likuiditas keuangan perusahaan dan menunjukkan adannya peningkatan kemampuan perusahaan menyediakan dana internal  investasi.

Dari laporan posisi keuangan, tercatat jumlah aset tidak lancar mengalami sedikit peningkatan yaitu 0,8% menjadi Rp. 515,4 triliun pada Juni 2014 dari Rp. 511,0 triliun pada 31 Desember 2013. Peningkatan ini terutama disebabkan adanya investasi pada proyek-proyek yang masih terus berjalan terutama proyek pembangkit dan transmisi. Adapun aset lancar naik 15,1% menjadi Rp. 97,6 triliun pada 30 Juni 2014 dari Rp. 84,8 triliun pada 31 Desember 2013, sehingga total jumlah aset Perseroan pada akhir Akhir Juni 2014 sebesar Rp. 613,0 triliun atau naik 2,9% dibanding  31 Desember 2013 yang sebesar Rp. 595,9 triliun.

Terkait dengan masuknya PLN dalam Fortune Global  500 tahun 2014 atas performance Laporan Keuangan 2013, maka pencapaian di Laporan Keuangan Semester 1 Tahun 2014 memberikan harapan PLN dapat tetap mempertahankan posisinnya sebagai salah satu dari 500 perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia di tahun mendatang.

Editor: