Pemain Naturalisasi Untuk Timnas Bisa Saja dan Pantas (Bagian II)

Penulis: Kontributor PIN-Oghie - Waktu: Kamis, 2 April 2015 - 08:38 AM
Credit by: Makan Konate disebut sebagai pemain peling bersinar yang cocok dan akan berkontribusi maksimal jika dinaturalisasi (Ist)

Jakarta, PINews.com - Proyek naturalisasi memang telah dihentikan, namun bukan berarti tidak akan ada lagi pemain-pemain naturalisasi. Sesuai dengan UU No  tahun 2006, Warga Negara Asing berhak menjadi Warga Negara Indonesia apabila telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut asal mereka mau melepas kewarganegaraan sebelumnya. Dengan begitu, walaupun PSSI pernah bilang tidak akan melakukan proyek naturalisasi lagi, PSSI tidak dapat membendung pemain-pemain asing yang ingin membela Timnas Indonesia karena telah dilindungi hukum perundang-undangan.

Setelah sebelumnya membahas pemain yang berposisikan kipper dan pemain belakang, berikut adalah beberapa analisis mengenai pemain-pemain yang dapat dinaturalisasi di sektor gelandang dan penyerang.

Gelandang

Posisi gelandang merupakan posisi favorit para pelatih klub Indonesia untuk menempatkan pemain asing. Menjadikan pemain asing sebagai jendral lini tengah menjadi opsi utama di klub-klub Indonesia. Hal ini juga yang membuat Indonesia kesulitan mencari gelandang playmaker untuk Timnas karena selalu tergusur oleh para pemain asing, sebut saja Ronald Fagundez, Javier Rocha dan Gustavo Lopez. Sontak saja, dari jaman Firman Utina, kita harus melompat hingga Evan Dimas untuk menemukan playmaker andalan timnas. Tentu saja gap yang sangat besar. Namun terdapat beberapa pemain asing yang bisa dan pantas menjadi WNI dan memperkuat timnas Indonesia. 

Robertino Pugliara, telah bermain di Indonesia sejak 2007. Kapasitasnya sebagai gelandang serang tidak perlu diragukan. Beberapa klub besar Indonesia pernah memakai jasanya, sebut saja Persija Jakarta, PSM Makasar dan klubnya saat  ini Persipura Jayapura. Pergerakan tanpa bola dan akurasi umpan-umpan pendek menjadi spesialisasi pemain yang genap berusia 31 tahun Februari silam. Walau telah berusia 31 tahun, Robertino masih layak untuk menjadi pemain timnas Indonesia. 

Kemudian ada nama Esteban Vizcarra. Pemain berusia 28 tahun asal Argentina ini telah bermain di Liga Indonesia sejak 2009 kala berseragam Pelita Jaya. Sekarang pemain yang punya umpan-umpan akurat ini bermain untuk Semen Padang. Menjadi andalan Semen Padang sejak 2010 membuktikan bahwa sosok Esteban sebagai pengatur lini serang laskar Kabau Sirah ini sangat penting. Lewat permainannya membuat ia bisa menjadi mentor yang baik bagi Evan Dimas. 

Selain Robertino dan Esteban, nama Shohei Matsunaga juga patut diberi perhatian khusus. Pemain Jepang jebolan akademi Schalke 04 ini sudah bermain di Indonesia sejak 2011. Tentu butuh minimal hingga 2016 hingga ia bisa menjadi WNI. Namun dengan usianya yang baru 26 tahun, Shohei bisa menjadi pilihan untuk melapisi Evan Dimas Darmono kelak. 

Namun dari semua nama itu, ada satu pemain yang mungkin paling bersinar di liga Indonesia. Makan Konate. Pemain asal Mali kelahiran 10 November 1991 ini sudah menjadi pemain andalan Persib Bandung. Peran sentralnya dilini tengah membantu Persib melepas dahaga juaranya setelah membantu Persib menjuarai Liga Indonesia 2014 dengan sumbangsih 13 gol dari 28 pertandingan. Usia yang masih 23 tahun dan telah bermain sejak 2012 membuat Makan Konate menjadi favorit untuk dinaturalisasi. 

Penyerang

Mayoritas topskor liga Indonesia adalah pemain asing. Hanya beberapa nama pemain local yang bisa berbicara mengenai jumlah gol. Mungkin hanya Boaz dan Bambang Pamungkas pemain aktif yang bisa berbicara melawan gempuran pemain-pemain asing. Ini tak lepas dari hasrat para pelatih klub Indonesia untuk meraih kesuksesan instant membeli striker asing tanpa mau memainkan pemain muda local. 

Dari penyerang, sudah ada dua nama pemain asing yang dinaturalisasi oleh PSSI, yaitu Cristian El Loco Gonzales dan Greg Nwokolo. Kemampuan El loco dalam mencetak gol tidak perlu dipertanyakan. Bahkan hingga sekarang, pemain yang sudah hampir menyentuh usia 40 tahun ini masih menjadi langganan utama lini depan timnas dan klubnya, Arema Malang.

Walaupun sudah banyak penyerang-penyerang muda Indonesia yang mulai menunjukan tajinya sebagai penyerang haus gol, namun tetap saja pemain asing masih menjadi magnet sendiri. Beberapa pemain ini berhak menjadi pesaing bagi Titus Bonai dan Ferdinand Sinaga kelak di Timnas masa depan Indonesia.

Ada mantan penyerang PBR yang baru saja pindah ke Persib karena masalah finansial yang dialami PBR asal Montenegro, Ilija Spasojevic. Penyerang yang mempunyai panggilan Spasogol ini telah bermain dari tahun 2011 di Indonesia. Total dia telah mencetak 45 gol sudah disarangkan ke klub-klub Indonesia dari 69 penampilan. Di usia yang masih 27 tahun, mantan pemain Montenegro U21 ini masih pantas ditunggu untuk menjadi penyerang andalan timnas Indonesia. Bukan tidak mungkin dalam 2 tahun kita telah melihat Spasojevic memakai jersey merah putih timnas Indonesia. 

Editor: RI