Ini Curahan Hati Jokowi Ke Bos TV Nasional Tentang Tayangan Yang Tidak Mendidik

Penulis: Indra - Waktu: Minggu, 23 Agustus 2015 - 08:05 AM
Credit by: Pertemuan presiden dengan direktur TV Nasional (Setkab)

Jakarta, PINews.com - Tidak dipungkiri lagi bahwa banyak pihak menyoroti tanyangan televisi swasta nasional kurang bisa memberikan kesempatan bagi para penonton khususnya anak-anak untuk menikmati tontonan berkualitas. Hal itu juga yang menjadi curahan hati Presiden Joko Widodo saat bertemu para Direktur Program Stasiun-Stasiun Televisi (TV) Swasta dan Negara yang didampingi oleh Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Judhariksawan, di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (21/8) siang.

Kepala Negara mengaku bertemu dengan ormas-ormas keagamaan, dan saat pergi ke kampung juga bertemu dengan tokoh-tokoh, banyak dari mereka menyampaikan, kelompok-kelompok, Bapak/Ibu guru juga menyampaikan.

“Pak, saya ini pagi mendidik anak-anak saya, hal-hal yang berkaitan dengan budi pekerti dll. Tetapi malamnya nonton sinetron, nonton TV hiburan yang berbanding terbalik dengan yang saya sampaikan,” ungkap Kepala Negara seperti dilansir dari laman resmi setkab.

Menurut Presiden Jokowi, program televisi memang mencari rating yang tinggi, namun ia berharap pencapaian rating tersebut juga dapat mendidik pemirsanya sekaligus menghibur.

“Jadi kreatifitas dan pembuat-pembuat acara diharapkan berkonten positif dalam mendorong menghibur juga ada unsur pendidikan,” tuturnya.

Presiden juga meminta penambahan sisi-sisi moralitas rohani dan juga hal yang bersifat nasionalisme, seperti penayangan lagu Indonesia Raya dan sebagainya. Diharapkan dengan adanya penanyangan lagu-lagu kebangsaan tersebut di dalam siaran televisi dapat meningkatkan rasa nasionalisme masyarakat.

“Saya harap program telebisi tidak hanya sekedar menghibur tapi mendidik serta menigisi optimisme masyarakat. Saya kira kreatifitas bisa menonjolkan hal tersebut,” ujar Presiden.

Namum Presiden juga menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan untuk mengekang kebebasan pers Indonesia, oleh karena mengundang direktur program bukan berita. Untuk itulah, Presiden Jokowi ingin bertemu mereka para direktur program TV-TV itu, yang diharapkan akan ada pertemuan berikutnya.

Sebelumnya saat menyampaikan Pidato Kenegaraan dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Proklamasi Kemerdekaan RI, di depan sidang bersama DPR RI dan DPD RI, Jumat (14/8), Presiden Jokowi mengkritik sejumlah media yang disebutnya hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif.

Menurut Presiden Jokowi, saat ini ada kecenderungan semua orang merasa bebas, sebebas-bebasnya, dalam berperilaku dan menyuarakan kepentingan. Keadaan ini menjadi semakin kurang produktif ketika media juga  hanya mengejar rating dibandingkan memandu publik untuk meneguhkan nilai-nilai keutamaan dan budaya kerja produktif.

“Masyarakat mudah terjebak pada ‘histeria publik’ dalam merespon suatu persoalan, khususnya menyangkut isu-isu yang berdimensi sensasional,” kata Presiden Jokowi.

Editor: RI