Palembang, PINews- Taater Potlot akan manggung di lima kota di Sumatera guna memperingati hari Bumi dan Hari Teater Internasional.Ke lima Kota tersebut, yakni Palembang, Jambi, Pekanbaru, Padang, dan Bandarlampung. Pementasan dimulai pada 23 dan 25 Maret 2017 di Taman Budaya Sriwijaya, Jakabaring,
Salah satu penggiat Teater Potlot di Palembang Taufik Wijaya menjelaskan penulis naskah dan sutradaranya dalam pertunjukan tersebut ditulis Conie Sema. Selain pertunjukan, juga dilakukan diskusi dengan tema “Lansekap Budaya sebagai Model Integrasi Ekologi dan Ekonomi: Beranjak dari Spirit Prasasti Talang Tuwo” dengan narasumber Dr. Najib Asmani (Staff Khusus Gubernur Sumsel bidang Perubahan Iklim), Dr. Damayanti Buchori (Guru Besar IPB/ZSL), Dr. Ridzki R. Sigit (Direktur Mongabay Indonesia), Dr. Syafrul Yunardy (Ketua Forum DAS Sumsel), dengan moderator Dr. Yenrizal Tarmizi (UIN Raden Fatah).
Tujuan pertunjukan ini, masih kata Taufik, selain mengkampanyekan kepedulian terhadap lingkungan khususnya gambut melalui gerakan kebudayaan, yakni pementasan teater, juga menciptakan lahirnya pemahaman di kalangan pekerja seni soal (seniman) tentang kelestarian lingkungan, serta ikut mengkampanyekan isu-isu lingkungan melalui karya seni mereka, termasuk mendorong lahirnya gagasan terkait usaha memperbaiki lingkungan hidup hari ini dan kedepan.
Drama Rawa Gambut mengisahkan tentang pergulatan kehidupan manusia yang berada di kawasan gambut, di pesisir Pantai Timur Sumatera.
Menurutnya Sumsel (Kabupaten Ogan Komering Ilir, Banyuasin dan Musi Banyuasin). Gambut menjadi tokoh-tokoh metafora yang menjelaskan siapa dirinya.
Gambut pun bercerita tentang masa lalu dan sejarah. Ia seakan berkabar dan mengirim pesan kepada semua orang, bagaimana berperilaku dan memperlakukan alam dan aneka hayati yang hidup di lahan basah yang subur dan makmur itu.
Editor: iw