Badung, PINews.com – Mesin partai politik terus bergerak meskipun pemilihan presiden (pilpres) akan tiba dua tahun mendatang. Dukungan terhadap calon presiden bermunculan, terutama untuk Presiden Joko Widodo yang sedang berkuasa.
Jokowi, sapaan akran Presiden asal Solo tersebut, menyatakan setiap partai berhak memberikan dukungan kepada siapapun yang dinilai sejalan dengan partai itu. “Setiap partai mempunyai hak untuk menyampaikan pandangannya dan dukungannya kepada siapapun, itu adalah hak partai,” kata Presiden Jokowi seusai membuka Rapimnas I Partai Hanura di Badung Bali, Jumat, seperti dikutip Antaranews.com.
Pernyataan itu disampaikan menanggapi dukungan Partai Hanura kepada Presiden Jokowi untuk maju sebagai capres pada Pilpres 2019. Namun, dia menyampaikan bahwa dirinya saat ini masih fokus menyelesaikan pekerjaan dan program yang telah ditetapkan. “Saya masih konsentrasi menyelesaikan pekerjaan pekerjaan program program yang masih dalam proses, yang masih harus saya selesaikan, tugas dan fokus saya ke situ,” katanya.
Ia menyebutkan komunikasi politik antara pemerintah dengan partai politik terus dijaga dan ditingkatkan.
Dukungan untuk Jokowi juga datang dari Partai Hanura, mesin politik yang didirikan mantan Panglima TNI dan calon presiden yang gagal pada pemilu sebelumnya, Wiranto. “Kamis (3/8) malam saya bertemu 34 Ketua DPD Hanura seluruh Indonesia, mereka sepakat mencalonkan Joko Widodo sebagai calon Presiden 2019-2024,” kata Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang, pada pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Hanura.
Pengukuhan dukungan itu disampaikan setelah partai mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi di Pemilihan Presiden 2019 dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Hanura pada Desember 2016.
Sebelumnya, Ketua Umum Perindo Hary Tanoesoedibjo yang disebut-sebut berbagai media memiliki ambisi politik menjadi presiden, mengindikasikan dukungan kepada Jokowi sebagai Capres 2019. “Untuk Pilpres, melihat perkembangan sekarang, Kongres Partai mendatang akan mengusulkan Pak Jokowi sebagai calon Presiden 2019," ujar Hary, seusai acara Penganugerahan Kepala Daerah Inovatif Koran SINDO 2017, Selasa, yang juga dihadiri Mendagri Tjahjo Kumolo.
Pernyataan ini mengejutkan karena selama ini Hary, dengan kekuatan jaringan media dan partai politik baru di belakangnya, dinilai ‘berseberangan’ dengan pemerintah. Dengan dukungan ini, ditambah regulasi 20% parliament threshold, diperkirakan hanya akan ada dua pasang calon presiden yang berlaga pada 2019. Penantang kemungkinan besar lahir dari barisan koalisi Partai Demokrat, Gerindra, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Editor: HAR