Menlu Akan Sampaikan Proposal Indonesia Terkait Konflik di Rakhine State

Penulis: L Hermawan - Waktu: Senin, 4 September 2017 - 11:46 AM
Credit by: setkab.go.id

Yangon, PINews.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang ditugaskan secara khusus oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah tiba di Yangon, Myanmar, Minggu (3/9) malam sekitar pukul 23:15 waktu setempat. Selanjutnya, pada Senin (4/9) pagi ini, Menlu akan menuju Naypiydaw untuk bertemu sejumlah pejabat Myanmar, termasuk Aung San Suu Kyi, untuk membicarakan proposal Indonesia dalam penyelesaian konflik di Rakhine State.

Menurut Menlu, dia  akan bertemu dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar, Min Aung Hlaing, dimana dirinya antara lain akan menekankan masalah isu keamanan dan stabilitas di Rakhine State, dan selanjutnya dirinya akan smelakukan pertemuan dengan State Counsellor Myanmar  Daw Aung San Suu Kyi.

“Saya akan menyampaikan proposal dan seruan, termasuk di antaranya pentingnya perlindungan untuk semua warga yang tinggal di Rakhine State,” kata Retno melalui rekan video yang diunggah dalam akun twitter Kemlu RI, @Portal_Kemlu_RI, beberapa jam lalu.

Menlu juga akan bertemu dengan National Security Advisor dan juga sejumlah menteri di kantor presiden untuk membahas lebih detil mengenai proposal Indonesia, termasuk di antaranya bagaimana Indonesia akan memberikan bantuan kemanusiaan kepada Rakhine State.

Akun twitter Kemlu RI juga menyampaikan, selepas dari Myanmar, Menlu Retno Marsudi akan langsung terbang ke Dhaka, Bangladesh, Selasa (5/9) besok. “Menlu Retno akan bertemu Menlu Bangladesh membicarakan tentang pengungsi Rohingya,” ungkap akun twitter Kemlu RI itu.

Sebelumnya dalam pernyataan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (3/9) malam, Presiden Joko Widodo menyesalkan terjadinya aksi kekerasan terjadi di Rakhine State, Myanmar.

Presiden menilai, perlu sebuah aksi nyata bukan hanya pernyataan kecaman-kecaman dalam mengatasi aksi kekerasan yang menimpa warga Rohingya itu. “Pemerintah berkomitmen terus untuk membantu mengatasi krisis kemanusiaan, bersinergi dengan kekuatan masyarakat sipil di Indonesia, dan juga masyarakat internasional,” tegas Presiden.


Editor: HAR