ACT dan MRI Turun Tangan Bantu Pengungsi Gunung Agung

Penulis: ES - Waktu: Senin, 25 September 2017 - 11:02 AM
Credit by: Dok ACT

Jakarta, PINews.com - Gelombang pengungsi yang terus meningkat telah melahirkan aksi solidaritas dari berbagai kalangan. Bantuan pun mulai berdatangan tidak terkecuali dari  Tim Disaster Emergency Relief Management ACT bersama Masyarakat Relawan Indonesia (MRI). Tim ini pun telah berada di Bali dan melakukan memonitor kondisi titik-titik pengungsian di Desa Menanga. Para pengungsi di desa tersebut umumnya telah mengungsi sejak tiga hari yang lalu, Jumat (22/9).

Sejauh ini, para pengungsi ini beristirahat di pendopo-pendopo dengan kondisi seadanya. “Kami juga telah mendistribusikan bantuan tanggap darurat seperti makanan siap saji, air mineral, dan susu kepada hampir 500 pengungsi di Desa Menanga. Kebutuhan pangan sangat mereka butuhkan saat ini,” ungkap Koordinator Tim Disaster Emergency Relief Management ACT Kusmayadi

Kusmayadi mengakui salah satu yang sangat dibutuhkan saat ini adalah dapur umum seiring meningkatnya jumlah pengungsi per harinya. Dengan adanya dapur umum, akan lebih banyak pengungsi yang mendapatkan suplai makanan harian. “Sabtu lalu (23/9), kami sudah mendirikan Posko Tanggap Bencana Gunung Agung di Desa Menanga. Rencanya, kami juga segera mendirikan dapur umum dalam waktu dekat ini agar bisa menyuplai kebutuhan pangan pengungsi yang kian meningkat,” terang  Kusmayadi dalam siaran pers yang diterima PINews.com

Saat ini, Tim DERM ACT dan MRI Bali telah mengerahkan sekitar 46 personelnya di lapangan. Koordinasi langsung dengan mangku adat, BNPB, posko pantau, dan aparat kepolisian juga terus dilakukan guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya erupsi Gunung Agung.

Terkait kondisi Gunung Agung Kepala PVMBG Kasbani mengungkapkan, tanda-tanda aktivitas gunung api terekam secara visual maupun instrumental. Dalam keterangannya pada Minggu (24/9), analisis terakhir PVMBG mengindikasikan bahwa energi kegempaan vulkanik Gunung Agung terus meningkat dan memiliki potensi untuk meletus. Namun demikian, baik PVMBG maupun seluruh ahli gunung api di dunia, belum ada yang mampu memastikan kapan letusan akan terjadi. Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Agung, warga yang memilih untuk mengungsi kian melonjak.

Hingga Minggu (24/9), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mencatat jumlah pengungsi telah mencapai 34.931 jiwa dan tersebar di 238 titik pengungsian di 7 kabupaten. Kebutuhan utama mereka antara lain makanan siap saji, sembako, perlengkapan tidur, air mineral, pakaian, popok bayi, pembalut wanita, susu, perlengkapan sanitasi, dan obat-obatan.

Pada Minggu (24/9) terlihat Kabut tebal masih menyelimuti wajah Gunung Agung yang kini berstatus Awas. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat adanya peningkatan aktivitas Gunung Agung yang signifikan. Pada Minggu (24/9), telah terjadi 332 kali gempa vulkanik dalam, 211 kali gempa vulkanik dangkal, dan 43 gempa tektonik lokal mulai pukul 00.00 hingga 12.00 WITA. Getaran gempa dirasakan warga di sejumlah wilayah pengungsian. Salah satunya adalah Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, yang terletak 12 km dari kawah Gunung Agung.

Menurut Kusmayadi selaku di lokasi pengungsian, guncangan gempa berskala kecil kerap terasa beberapa kali. Meskipun demikian, pengungsi dihimbau agar tidak terlalu panik dengan getaran gempa yang ada. Desa Menanga menjadi titik aman pertama yang berlokasi 3 km dari zona merah rawan bencana. Hingga Minggu (24/9), jumlah pengungsi di desa ini telah mencapai hampir 500 jiwa.

Editor: ES