Ayu, si Montir Cantik dan Pemilik Bengkel Dombret

Penulis: Alamsyah - Waktu: Sabtu, 7 Oktober 2017 - 13:26 PM
Credit by: Alamsyah/PINews

Cilacap-PINews.com- Di Jalan Timah, Karang Talun, Cilacap, di depan sebuah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas),  di atas sebidang tanah yang tidak terlalu luas, sebuah bangunan  bengkel sederhana berdiri. Dua buah kompressor berada dalam ruangan 3x4 meter itu, juga dengan berbagai perlengkapan bengkel tersedia.

Aneka jenis kunci, ban, pelumas serta aksesoris juga tidak ketinggalan. Di sisi kiri ruangan tersebut masih ada  ruang kosong dengan lantai beralas ban luar mobil yang sudah dipotong dan disusun  sesuai ukuran bidang, sehingga lantai tidak licin. Sebuah bangku kayu untuk ukuran 2 orang tersedia di pojok ruangan.

Ruang dalam dengan berbagai perlengkapan bengkel, biasa dipakai untuk melayani pelanggan sepeda. Berbagai jenis dan ukuran ban sepeda tersedia di sana. Sementara sisi luar dengan lantai dari ban luar mobil, dipakai untuk melayani pelanggan yang ingin memperbaiki sepeda motor. Di depannya sebuah papan nama seukuran 60x70 sentimeter, bertuliskan “Bengkel Dombret”.

Seorang gadis manis berkerudung tengah duduk di sebuah bangku di pojok ruangan sambil memainkan ponsel pintarnya.  Sesekali senyum dan ketawa ketika menerima pesan lucu dari temannya. Ia bukan sedang menunggu sepeda yang sedang diperbaiki seorang pria 52 tahun di ruang sebelah. Ia tengah menanti pelanggan yang ingin memperbaiki sepeda motor mereka.     

Dia montir? Apakah dia bisa memperbaiki motor yang rusak?. Mungkin Anda akan bertanya demikian, dan nyaris tak percaya jika dia bisa memperbaiki kendaraan mesin roda dua. Kalau masih ragu, bawa saja motor Anda ke sana dan lihatlah bagaimana gadis tomboi ini dengan cekatan memeriksa motor, melihat tingkat kerusakan dan segera melakukan tindakan perbaikan.

Ya, dia montir, dan dia bisa memperbaiki motor jenis apa saja dengan berbagai jenis keluhan. Dia  juga pemilik bengkel tersebut. Dia Dwi Wahyuni Agustin (19 tahun), montir dan sekaligus pemilik bengkel Dombret.

Sudah setahun ini, Ayu, demikian sapaan gadis kelahiran Cilacap, 17 Agustus 1998, ini membuka bengkel yang berlokasi tidak jauh dari rumahnya. Ia memutuskan untuk membuka bengkel ini setelah mengikuti pelatihan Enduro Student Program (ESP), sebuah program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan oleh PT Pertamina Lubricants unit Produksi Cilacap.  Menjadi wirausaha muda di bisnis perbengkelan merupakan salah satu tujuan utama dari program tersebut, selaras dengan apa yang dilakukan  Ayu, alumnus program tersebut dengan membuka bengkel motor Dombret.

 “Dombret itu panggilan dari kakek dulu dan di rumah aku dipanggil dombret,” katanya tertawa ketika ditanya kenapa bengkelnya diberi nama Dombret.

Dari 20 peserta Enduro Student Program tahap I, Ayu satu-satunya peserta perempuan. Namun ia mengaku tidak risih bergaul bersama teman-teman lelaki lainnya. Ia sudah terbiasa berada di sekolah dengan mayoritas siswanya lelaki.  

Ahmad Jasmin (52 tahun) sang ayah menuturkan, setamat SMP ia ingin agar anak bungsunya tersebut melanjutkan ke SMU. Namun bungsu dari dua bersaudara itu, lebih memilih untuk masuk ke sekolah yang mayoritas di huni kaum pria, SMK.  Sang ayah mengalah dan mendorong agar Ayu masuk ke jurusan listrik. Lagi-lagi anak perempuannya itu menghendaki agar masuk jurusan otomotif.

“Kalau saya terserah anaknya. Yang penting dia suka dan senang,” ungkapnya dengan dialeg khas Cilacap.

Sejak SMP, cerita Jasmin lagi,  Ayu memang sudah suka segala sesuatu yang berkaitan dengan mesin ataupun perbengkelan. Kebetulan dia membuka bengkel sepeda. Selepas sekolah, putri bungsunya itu sudah terbiasa berada di bengkel, melihatnya memperbaiki sepeda. Sehingga Ayu sudah terbiasa dan sudah mengenal berbagai jenis kunci atau peralatan bengkel.

Pun demikian ketika usai mengikuti program Enduro Student Program dan Ayu menyampaikan keinginannya untuk membuka bengkel, Ahmad Jasmin sang ayah dengan sepenuh hati mendukung buah hatinya.  Dukungan sang ayah menjadi vitamin baginya untuk lebih bersemangat mewujudkan keinginan untuk berwirausaha di bidang perbengkelan.

Awalnya ia sempat ragu, sebab 2 orang temannya yang bersama dirinya ikut pemagangan di bengkel mitra Pertamina Lubricants memilih untuk menjadi karyawan di perusahaan atau hanya menjadi mekanik di bengkel lain.

Dalam program ESP tersebut, setelah siswa mengikuti pendidikan di Balai latihan Kerja Industri (BLKI) Cilacap selama sekitar 2 bulan, selanjutnya, para peserta dibagi dalam 7 kelompok dan “dititipkan” di bengkel mitra Pertamina Lubricants unit Produksi Cilacap. Setelahnya, para siswa diharapkan mulai belajar membuka usaha bengkel mandiri.

Keputusan 2 orang teman grupnya yang memutuskan untuk menjadi karyawan di perusahaan atau bengkel lain, sempat melemahkan semangat Ayu. Namun, dorongan dan semangat yang diberikan orang tua membuatnya yakin  dan berani untuk membuka bengkel sendiri.

“Kalau buka usaha sendiri, kita bisa belajar untuk mandiri, displin dan kita bisa terus belajar berbagai hal terkait mekanikal otomotif sehingga bisa lebih percaya diri lagi,” jelas Ayu lagi.

Ketika awal membuka bengkel, banyak juga yang tidak percaya atau belum yakin bahwa anak perempuan yang di lingkungannya biasa disapa Dombret itu, bisa memperbaiki motor. Namun setelah mereka datang dan memercayakan motor mereka ditangani Ayu dan sukses, barulah mereka percaya. Beberapa menjadi pelanggan tetap, pelanggan baru pun mulai berdatangan.

Setiap hari, sekitar 3-5 motor datang ke bengkel dombret. Setidaknya sehari ada 1 pelanggan yang datang, jika kondisi sedang sepi. Prestasi terbaiknya, pernah menjual  300 botol pelumas.”Yang paling banyak dibeli itu Enduro Matic dan Enduro Racing,” jelas Alumnu SMK Budi Utomo ini ketika ditanya jenis pelumas yang paling banyak diminati pelanggan.

Layanan yang diberikan beragam, mulai dari ganti oli, service lainnya tergantung kerusakan atau keinginan pelanggan. Jika ia kesulitan, tak segan ia menghubungi teman-teman sesama siswa ESP lainnya yang juga membuka bengkel atau menghubungi montir senior tempat ia dan temannya magang.

“Alhamdulillah, teman-teman mau bantu kalau ada kesulitan begitu juga dengan pak Abun atau lainnya,” jelasnya.

Selain itu, ia dan teman-teman seangkatan di Batch 1 ESP, sering mengadakan pertemuan. Pembicaraan biasanya terkait kendala yang dihadapi atau berbagi mengenai pengelaman penjualan pelumas serta lainnya. Pendampiangan yang masih terus dilakukan oleh tim CSR Pertamnmina Lubricants unit Produksi Cilacap, turut membantu ketika menghadapi persoalan.

Ayu mengaku dengan pilihannnya membuka bengkel. Karena ia bisa belajar banyak hal. Mulai dari sikap dalam menghadapi konsumen, ia juga belajar marketing karena mempromosikan pelumas buatan Pertamina Lubricants juga belajar manajemen dan sebagainya. Termasuk terus mengasah diri dalam kemampuan teknis. Dan yang utama, ini kini memiliki pendapatan sendiri dari usaha yang dilakukan. Ia mengaku, jika sedang banyak konsumen, sebulan ia bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 2 juta.

“ Yah, duitnya buat nyicil motor dan buat nabung serta bantu bapak,” katanya sembari menunjuk motor yang baru dibeli beberapa bulan lalu.

Tanggungjawab kepada Orang Tua

Ayu kini hanya tinggal bersama sang Ayah, Ahmad Jasmin. Pada 2 Agustus 2017 lalu, dua pekan sebelum ia berulang tahun ke 19, sang Ibu menghembuskan nafas terakhir akibat kanker payudara. Kanker payudara dan komplikasi sudah menyerang sang Ibu sejak ia masih mengikuti pendidikan ESP.  Sementara sang kakak kini sudah berkeluarga dan bekerja di wilayah Tuban, Jawa Timur.

Saban hari, sebelum membuka bengkel, Ayu menyelesaikan tugas rumah. Membersihkan dan memasak untuk dirinya dan sang ayah. Bahkan ketika sanga ibu masih hidup dan sakit-sakitan, Ayu menjadi tumpuan untuk memebantu urusan rumah tangga, memesak dan membersihkan rumah. Kini tanggungjawab itu semakin besar, karena hanya ia dan sang ayah.

“Kadang kalau ada tamu saya suruh tunggu dulu, saya panggil dulu Ayu yang masih mengerjakan tugas rumah,” ungkap Ahmad Jasmin, menjelaskan peran sang anak yang harus berbagi antara mengurus rumah dan membuka usaha bengkel.

Kadang ia merasa kasian, emlihat putri bungsunya tersebut. Tetapi semangat yang ditunjukan Ayu dalam menjalankan usaha bengkel tak bisa dilerai. Sebagai orang tua, ia akan terus mendukung Ayu untuk membuka usaha, menjalankan sesuatu yang disukai dan diminati.

“Saya bangga dengan Ayu. Mungkin dia satu-satunya montir dan pemilik bengkel perempuan di Cilacap,” katanya sambil menatap sang buah hati.

Sejak kematian sang ibu, ujar Jasmin, Ayu memeng terkadang masih dirundung kesedihan. Tetapi ia terus memotivasi agar sang anak tetap kuat, harus terus fokus dalam usaha yang dilakukan sehingga bisa memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen. Jangan sampai konsumen kecewa dan tidak lagi kembali ke bengkel Dombret miliknya.

Rencanannya, Ayu akan membuka bengkel di tempat baru di depan rumah neneknya. Bengkel sekarang yang dibangun bukan di atas tanah mereka sendiri. Mereka hanya menyewa dari pemilik lahan. Karena itu, perbaikan bangunan bengkel juga tidak bisa dilakukan dengan baik karena terhalang status lahan yang bukan milik sendiri. Ia berharap ketika membuka bengkel motor  di lahan milik neneknya, usahanya bisa lebih baik dan terus bertumbuh.

Mulyadi, anggota Task Force CSR PT Pertamina Lubricants unit Produksi Cilacap yang terus ikut serta melakukan penadmpiangan kepada Ayu dan teman-temannya mengaku status tanah yang bukan hak milik memang agak menyulitkan untuk melakukan perbaikan dan membuat bangunan bengkel yang permanen dan lebih bagus.

“Mudah-mudahan nanti kalau pindah di tempat mbahnya, kita bisa mengusahakan bangunan bengkel yang lebih baik lagi,” ujar Mul sapaan akrabnya.

Saat ini, Ayu dan ayahnya berbagi lokasi. Sang ayah membuka bengkel sepeda. Sementara Ayu Ayu membuka bengkel motor yang berada di ruang berbelahan dengan bengekel sepeda ayahnya dalam banguan bengkel yang sama.

Sebagai perempuan, meski berada di bengkel dan berusurasan dengan oli dan semua peralatan bengkel, Ayu tak melupakan sisi feminimnya. Sebuah cermin kecil dan peralatan kosmetik  tersimpan rapi dalam tas yang digantung di dinding bengkel. Sebelum pulang ke rumah, ia akan memoles wajahnya, agar tetap manis dan Ayu.[]

Editor: