Pedih, AC Milan Pecat Montella

Penulis: Rio Indrawan - Waktu: Senin, 27 November 2017 - 21:07 PM
Credit by: wikipedia.org

Milan, PINews.com - Tahun ini AC Milan bertekad kembali ke persaingan utama perebutan gelar Serie A setelah menggebrak di bursa transfer. Sayangnya, prestasi itu tak kunjung tiba. Akhirnya, klub yang pernah mendominasi sepakbola Eropa itu memecat pelatih Vincenzo Montella pada Senin.

Klub kemudian mengumumkan  mantan gelandang Gennaro Gattuso menempati posisi Montella. 

Montella sempat mengecewakan dengan hanya mampu bermain imbang 0-0 dikandang melawan Torino dan melempar posisi tim besar Milan terpuruk di urutan ketujuh klasemen liga Italia dengan mengemas 20 poin dari 14 pertandingan. Gattuso sebelumnya pernah melatih tim remaja AC Milan, kutip Reuters.

Montella tiba di Milan pada 28 Juni 2016, 10 hari selepas merayakan ulang tahun ke-42, meninggalkan kursi pelatih Sampdoria yang tak sampai setahun dijabatnya.

Pria yang akrab disapa "Aeroplanino" lantaran selebrasinya tiap mencetak gol di masa menjadi penyerang tajam selalu membentangkan tangannya layaknya sayap pesawat itu, datang ke Milan di tengah upaya Fininvest, perusahaan milik mantan perdana menteri Italia Silvio Berlusconi, menjual Milan ke investor-investor asing terutama dari Asia.

Pada 5 Agustus 2016, perusahaan China, Sino-Europe Sports Investment Management Changxing, milik Li Yonghong, menandatangani praperjanjian penjualan.

Di tengah ketidakpastian tersebut, Montella justru berhasil mengakhiri puasa gelar Milan yang dirasakan selama hampir lima tahun dengan memenangi Piala Super Italia, mengalahkan Juventus 5-4 lewat adu penalti di Stadion Jassim bin Hamad, Doha, Qatar, 23 Desember 2016. Sebelumnya, Milan terakhir kali merasakan gelar juara dengan mengangkat trofi yang sama pada 2011 silam, dengan mengalahkan rival sekota Inter Milan 2-1.

 Keberhasilan Montella menyudahi puasa gelar mendapat sambutan antusias, terlebih beberapa saat sebelum memenangi Piala Super Italia 2016, Milan sempat berada di tiga besar klasemen Liga Italia, meski lantas tergelincir. Pun demikian, di luar lapangan kepemilikan Milan resmi berpindah tangan di bawah Li Yonghong yang membentuk perusahaan induk baru Rossoneri Sport Investment Lux pada 13 April 2017 dan menghembuskan antusiasme baru di kalangan penggemar.

Di dalam lapangan, Montella berhasil membawa Milan finis di uutan keenam klasemen Liga Italia sekaligus mengantongi satu tiket ke fase kualifikasi ketiga Liga Europa untuk menyudahi absennya Milan dari kompetisi antarklub Eropa sejak Februari 2014.

 Prestasi Montella menangani Milan mendapat bayaran penuh, pada 30 Mei 2017 ia menandatangani kontrak yang berdurasi hingga 2019. Dia juga mendapat suntikan sejumlah amunisi baru untuk mengarungi musim 2017-2018. Tak kurang dari 11 pemain baru didatangkan Milan dalam jendela transfer musim panas, dengan rincian satu penjaga gawang, empat pemain belakang, tiga gelandang dan tiga penyerang, dengan Leonardo Bonucci sebagai pembelian termahal senilai 37,8 juta poundsterling seturut laman pencatat transfer transfermarkt.com.

Akan tetapi, kedatangan pemain dalam jumlah banyak rupanya sekaligus menjadi pedang bermata dua yang juga membuat beban Montella semakin besar. Dan benar saja, hanya membutuhkan tiga pertandingan untuk "menghempaskan" Milan ke bumi ketika mereka takluk 1-4 di tangan Lazio pada 10 September. Meski demikian Montella memulai musim 2017-2018 dengan meraih 10 kemenangan dalam 12 pertandingan di semua kompetisi, catatan yang cukup baik.

Sejak 24 September 2017, Milan hanya memenangi dua dari sembilan pertandingan di Liga Italia dan pada laga pekan ke-14 mereka ditahan imbang Torino 0-0 di San Siro, laga keempat Milan gagal mencetak gol di kandangnya sendiri. Meski saat ini Milan sudah memastikan lolos dari fase grup Liga Europa, namun catatan enam kemenangan dari 14 laga di Liga Italia tak cukup menyelamatkan Montella dari pemecatan dan ia akan digantikan Gattuso.

Lalu, apa modal Gattuso untuk mengembalikan pamor klub belang hitam-merah itu? Setelah melanglang buana ke klub-klub gurem tanpa prestasi berarti, sejak menangani Milan Primavera, ia membawa tim itu ke peringkat ketiga klasemen Primavera di bawah Atalanta dan Inter serta memenangi enam dari delapan pertandingan terakhirnya.

 

Editor: HAR