Sepertiga Kawah Gunung Agung Ditaksir Sudah Terisi Lava

Penulis: Yurika - Waktu: Jumat, 1 Desember 2017 - 13:27 PM
Credit by: pvmbg

Karangasem, PINews.com - Aparat di Bali terus bersiaga. Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan sepertiga  kawah Gunung Agung dengan luas diameter 900 meter dan kedalaman 200 meter sudah terisi material lava vulkanik.

"Ini kami hitung berdasarkan hasil pemantauan citra satelit Himawari data perekaman seismik, deformasi dan geokimia," kata  Kepala Bidang Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, I Gede Suantika, di Posko Pemantauan Gunung Agung, Desa Rendang, Karangasem, Jumat.

Ia menerangkan, terisinya lava di lantai kawah Gunung Agung karena adanya dorongan magma yang terus keluar, sehingga sering terlihat cahaya merah yang terpancar dari asap yang keluar dari gunung setinggi 3.142 mdpl. 

"Ini juga mengindikasikan magma di kawah masih sangat panas," ujarnya.

Hingga saat ini, pihaknya masih merekam aktivitas gempa vulkanik yang mengindikasikan laju lava yang rata-rata pergerakannya masih stabil. 

"Saat ini kondisi gunung masih dalam fase kritis," kata Suantika.

Meskipun kondisi asap vulkanik Gunung Agung sudah sedikit berkurang dengan ketinggian 1.500-2.000 meter dari puncak kawah, namun potensi erupsi masih tetap ada.

 "Gunung Agung masih dalam status awas (level IV), sehingga tidak boleh ada aktivitas apapun di radius delapan kilometer (km) dengan perluasan sektoral sepuluh kilometer di sisi arah utara, timur laut dan tenggara, selatan, barat daya," ujarnya.

Dengan adanya lava di kawah , PVMBG akan terus memantau perkembangan dengan data-data yang lebih akurat.

"Walaupun sekarang relatif menurun, kita tidak bisa menilai gunung Agung sudah mereda sepenuhnya," tegas Suantika
  
Menurut pantauan Antara, hingga saat ini cuaca di Pos Pantau Gunung Api Agung, Desa Rendang tampak cerah. Namun, Gunung Agung terlihat ditutupi awan putih.

Pada pagi hari, sempat terlihat asap berwarna putih kelabu keluar dari kawah Gunung Agung menuju tenggara.

Editor: HAR