Wow, Harga Kursi Dirut BUMN Rp25 Miliar

Penulis: Hidayat - Waktu: Kamis, 25 November 2021 - 14:19 PM
Credit by: Erick Thohir, Menteri BUMN (Foto/Ist)

JAKARTA, PINews.com - Erick Tohir ungkap adanya praktek Jual Beli Jabatan Direksi dan Komisaris  BUMN yang disebutnya kerap terjadi.  Harganya bukan main-main 25 Miliar. "Pernah dihargai satu  direksi Rp25 miliar, direksi yang gede. Direktur utama lah Rp25 miliar kalo mau," ujar Erick kepada kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored. 

Sayang Erik tak mau menyebutkan secara pasti BUMN yang dimaksud. Yang pasti otoritas penentuan Direksi dan Komisasris BUMN selama ini menjadi otoritas Kementrian BUMN. Previlege itu membuka peluang kongkalikong jika petinggi BUMN tak mempunyai integritas

Pengakuan itu diungkap Erick untuk menjawab tudingan menangguk cuan dari bisnis PCR. Belakangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri BUMN Erick Thohir, dipolisikan atas dugaan keterlibatan bisnis tes Polymerase Chain Reaction (PCR). Keduanya  dilaporkan oleh Ketua Majelis Jaringan ProDemokrasi (ProDem) Iwan Sumule ke Polda Metro Jaya pada Selasa (16/11/2021). Luhut dan Erick diduga telah melakukan tindak kolusi dan nepotisme karena terlibat dalam bisnis tes PCR pada masa pandemi Covid-19. Kedua menteri tersebut, lanjut Iwan, memiliki saham di PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI) yang mendapat proyek pengadaan tes terkait Covid-19.

Erikck Tohir  menyatakan jika ingin duit ,  tinggal meneruskan tradisi  tranaksi jual beli jabatan dewan direksi dan komisaris yang jauh  lebih besar  " Kalau saya mau cari uang di BUMN banyak. Banyak, paling gampang apa? Di BUMN, mindah-mindahin jabatan, itu setoran paling banyak dulu. Pernah dihargai satu Direksi Rp25 miliar, Direksi yang gede (BUMN), Direktur Utama," ujar Erick Thohir.

Dia mengatakan, jual beli jabatan BUMN tidak lagi terjadi saat ini. Bila itu terjadi, pemegang saham langsung memproses secara hukum atau pelakunya langsung dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kepastian itu, terlihat saat pemegang saham melakukan restrukturisasi bisnis, perbaikan ekosistem bisnis, hingga membentuk holding BUMN sejumlah perusahaan negara. 

"Kalau mau kan, terus apa konteksnya? Kalau saya terjebak jual beli jabatan, ya enggak mungkin saya menjadikan BUMN (holding), bisa menangkap yang korupsi, enggak mungkin, saya langsung goyang badannya, 'ini yang kita tangkap, dia udah nyetor ke kita' gila aja, enggak mungkin lah," kata Erick Thohir.

Editor: Alam