LONDON,PINews.com - Salah satu persoalan lingkungan hidup yang menjadi isu lingkungan global adalah perubahan iklim sebagai dampak meningkatnya karbondioksida (CO2) di udara. Selain berdampak buruk bagi lingkungan, peningkatan ini juga memicu pemanasan global.
Pohon mempunyai peran yang sangat penting bagi makhluk hidup untuk menjaga suhu bumi tetap dingin melalui penyerapan karbon dan menyaring polusi udara. Taman Kehati dan Mangoes Center Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) VI Balongan salah satunya. Berdasarkan data diameter dan tinggi yang dihasillkan dari data primer pengukuran serta data berat jenis kayu yang berasal dari Pustekolah (2013) dan ICRAF (2017), dari fasilitas ini diketahui bahwa pohon yang menghasilkan karbon paling signifikan adalah pohon angsana sebesar 59.721,97 kg C (satuan kilogram carbon) dengan jumlah pohon sebanyak 26 pohon, diikuti manga sebanyak 790,79 kg C yang dihasilkan dari 310 pohon.
Raih prestasi internasional hingga ke negeri Raja Charles III, KPI terus berkomitmen untuk konsisten melakukan program pengembangan dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan raihan penghargaan Champion of Champions yang diberikan oleh The Green Organisation kepada KPI yang merupakan satu-satunya perusahaan Indonesia yang menerima penghargaan tersebut menyingkirkan lebih dari 500 nominasi lainnya dari seluruh dunia. Penyerahan piala dan sertifikat penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara penganugrahan yang diadakan di St Paul's Cathedral, London, UK pada tanggal 16 Juni 2023.
Penghargaan ini diberikan atas kontribusi Kilang Pertamina Internasional dalam menjalankan program berkelanjutan yang tampak nyata melalui implementasi program TJSL di tiap unit operasi. Keseluruhan program dilaksanakan dengan menjunjung tinggi komitmen terhadap lingkungan berkelanjutan, pembangunan SDM yang berkelanjutan, hingga mengurangi emisi karbondioksida melalui program pemberdayaan mangga agrimania.
Penghargaan CSR Winner of Community Service diberikan kepada RU VI atas program Social Development Responses to Climate Change and Environmental Challenges in Development of Biodiversity Park and Mangoes Center. Program ini merupakan pengembangan Taman Kehati dan pengembangan mangga agrimania yang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui budidaya mangga Agrimania, pelestarian mangga melalui arboretum mangga, serta menjaga keseimbangan lingkungan dan pertumbuhan ekonomi. Program ini sejalan dengan point SDGs: No Poverty (1), Decent Work & Economic Growth (8), Sustainable Cities & Communities (11), Climate Exchange (13), dan Life on Land (15).
Selain itu diujung timur Indonesia RU VII Kasim juga berhasil meraih 2 penghargaan yaitu The Best Innovative CSR Program dan Best Community Service. Program penghargaan diatas diraih melalui program pengembangan kemandirian masyarakat Suku Moi.
RU VII Kasim membuat inovasi sosial berupa Klayas Semarak yang dibagi menjadi beberapa sub, seperti Klayas Bersih dan Sehat, Klayas Cinta Budaya, Klayas Berdikari, dan Klayas Cerdas. Program Klay Swontai yang dijalankan RU VII Kasim bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat dalam akses air bersih dan layanan kesehatan. Dimana KPI RU VII memberikan pelatihan dan memfasilitasi pembuatan saluran distribusi air yang diatur oleh lembaga yang dibentuk, yaitu Dewan Air. Langkah ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan air bersih dan meningkatkan kesadaran akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Hal ini mendukung SDGs beberapa indikator dengan nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14, dan 15.
Hermansyah Y. Nasroen, Corporate Secretary PT KPI, menjelaskan perolehan KPI atas penghargaan internasional tersebut sebagai bentuk implementasi ESG (Environmental, Social & Governance) perusahaan dengan turut berkontribusi kepada lingkungan, sosial dan masyarakat Indonesia. “Program-program berkelanjutan juga akan terus dilakukan di seluruh wilayah unit operasi PT Kilang Pertamina Internasional melalui aksi-aksi nyata yang berdampak untuk mendukung pencapaian target pembangunan berkelanjutan,” tutur Hermansyah.
Editor: Alam