Jakarta, PINews.com - Data terbaru pada tahun 2013, 45 persen remaja berusia 13--19 adalah perokok aktif, sementara data Global Youth Tobacco Survey menyebutkan Indonesia merupakan negara dengan jumlah remaja perokok terbesar di Asia.
Ini harus menjadi perhatian khusus, pasalnya aktifitas merokok sudah semakin didominasi remaja dan cenderung beralih ke anak-anak.
Ada satu cara untuk mengatasi permasalahan ini, yakni menaikkan harga rokok hingga Rp 60.000 per bungkus. Usulan itu datang dari (LSM) Lentera Anak Indonesia yang berharap dengan tingginya harga rokok yang tidak sebanding dengan uang jajan maka anak akan sulit mendapatkan rokok.
Harga rokok saat ini jauh lebih kecil dari uang jajan anak. Kami menyarankan dijual di atas Rp60 ribu per bungkus dan tidak boleh dijual batangan," kata Direktur Eksekutif Lentera Anak Indonesia, Herry Chariansyah, seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Lingkungan dan gencarnya iklan rokok diberbagai media manjadi ‘biang keladi’ utama pesatnya pertumbuhan perokok usia remaja di tanah air. lihat saja iklan rokok sekarang yang sudah jelas-jelas menyasar kepada para remaja.
Menurut Herry, anak-anak Indonesia yang ada saat ini pada tahun 2030 akan berada di usia produktif. Kondisi ini membuat Indonesia sulit menikmati bonus demografi, bila banyak penduduk menjadi konsumen rokok.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
INDRAMAYU - Indramayu memiliki peluang atau kesempatan kerja yang cukup besar, namun tidak diimbangi