Indonesia Butuh BUMN Untuk Tangani Biofuel?
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com - PT Pertamina (Persero) dan PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) sepakat untuk ber­sinergi mengembangkan bis­nis biofuel terintegrasi. Penan­datanganan kesepakatan dilakukan oleh Direktur PIMR Per­ta­­­­mina M. Afdal Bahaudin dan Direktur Perencanaan & Pengembangan Bisnis PTPN IV Memed Wiramihardja di Jakarta baru-baru ini.

Dilansir dari berbagai sumber, kerjasama kedua perusahaan akan diawali dengan pelaksanaan studi bersama untuk pengembangan bisnis biofuel terintegrasi, yang sejalan dengan visi Pertamina sebagai Perusahaan Energi Kelas Dunia, studi itu dilakukan untuk mengkaji nilai keekonomian bisnis biofuel kedua perusahaan.

“Pada tahap awal, kapasitas produksi biofuel akan dimulai pada level 10 ribu barel per hari, dengan kerjasama ini, menunjukkan bukti komitmen perusahaan terhadap upaya pemanfaatan sumber daya energi terbarukan di dalam negeri sehingga impor BBM dapat dikurangi,” tutur Afdal.

Memet mengungkapkan, dalam kerja sama ini PTPN IV dengan dukungan Pertamina akan mengintegrasikan bisnis hu­lu dan hilir perkebunan sawit, bahkan Indonesia akan menyimpan potensi besar untuk memenuhi ke­­butuhan energi nasional melalui pro­duksi biofuel.

“Sehingga untuk memini­malisir risiko bisnis karena fluktuasi harga, kita usul­kan pembentukan satu anak perusahaan yang bergerak dari hulu (kebun) sampai ke hilir (produk akhir), jadi nanti produknya bu­kan crude palm oil (CPO), te­tapi green diesel atau biofuel,” ujarnya.

Menurutnya, studi bersama yang akan dibuat akan menga­rah pada pembentukan anak perusahaan tersebut. Diperkirakan studi bersama se­lesai pada April 2014, dan jika disepakati bersama, Juni 2014 sudah bisa dieksekusi.

Saat ini, produksi CPO PTPN IV mencapai sekitar 2.500 ton per hari, namun diperkirakan dalam 10 tahun ke depan, akan meningkat hingga mencapai 3.500 ton per hari.

Editor: Rio Indrawan