Jakarta, PINews.com - Proyek naturalisasi memang telah dihentikan, namun bukan berarti tidak akan ada lagi pemain-pemain naturalisasi. Sesuai dengan UU No tahun 2006, Warga Negara Asing berhak menjadi Warga Negara Indonesia apabila telah tinggal di Indonesia selama 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut asal mereka mau melepas kewarganegaraan sebelumnya. Dengan begitu, walaupun PSSI pernah bilang tidak akan melakukan proyek naturalisasi lagi, PSSI tidak dapat membendung pemain-pemain asing yang ingin membela Timnas Indonesia karena telah dilindungi hukum perundang-undangan. Asalkan proses dilalui sesuai peraturan dan presiden merestui, pemain-pemain asing dapat menjadi WNI yang kelak membuat mereka masuk dalam daftar pemain yang bisa membela Timnas.
Contoh terbaru adalah proses naturalisasi Bio Paulin yang akan selesai dalam waktu dekat. Pihak Persipura yang ngebet ingin menaturalisasi Bio karena dia telah bermain di Indonesia untuk 8 tahun. Dengan dinaturalisasinya Bio, praktis Persipura dapat menambah kekuatannya dengan satu pemain asing baru. Siapapun yang menginginkan, apapun alasannya, asal sesuai dengan UU, naturalisasi tidak dapat dibendung, tentu dengan aturan dan syarat yang berlaku.
Selain Bio Paulin, ada beberapa pemain yang bisa menjalani proses naturalisasi dan pantas memperkuat Timnas Indonesia kelak. Beberapa pemain asing yang merumput di persepakbolaan Indonesia telah bermain sudah lebih dari 5 tahun atau hampir 5 tahun. Salahsatu contoh adalah pemain berposisi kipper atau penjaga gawang.
Sangat jarang pemain asing berposisi kiper yang bermain di Liga Indonesia, tercatat beberapa pemain asing seperti Mbeng Jean, Evgeny Khmaruk, Zheng Cheng, Deniss Romanov dan Yo Jae Hoon yang memperkuat klub-klub Indonesia. Dua nama terakhir bahkan masih bermain di ISL. Deniss merupakan kiper andalan coach Dejan Antonic baik masih di Cendrawasih FC, Arema Malang, Pro Duta, maupun sekarang di Pelita Bandung Raya. Dan Yo Jae Hoon merupakan kiper andalan Persipura Jayapura 4 tahun terakhir dan saat ini berlabuh di Bali United setelah kontraknya di Persipura tidak diperpanjang.
Keduanya telah lama bermain di Indonesia, namun untuk dapat memperkuat Timnas Indonesia, hanya Jae Hoon yang bisa. Deniss tercatat pernah membela timnas Latvia sebanyak 5 kali, sehingga walaupun dia menjadi WNI, dia tidak dapat memperkuat Timnas Indonesia karena FIFA melarang seorang pemain bermain di dua Negara di level senior. Sedangkan Jae Hoon masih bisa memperkuat timnas Indonesia karena belum pernah sekalipun meraih caps bersama Korea Selatan.
Walaupun telah berusia 31 tahun, namun kapasitas Yo Jae Hoon tidak perlu diragukan. 2 gelar ISL telah dipersembahkan pria bertinggi 186 cm ini untuk Persipura. Hanya tahun lalu saja dirinya sering tidak dimainkan karena Persipura lebih butuh pemain asing di lini lain. Dari 2010 bermain di ISL, tahun 2015 ini tepat kapten Bali United ini 5 tahun bermain di Indonesia. Usia 31 tahun tentu bukan halangan bagi Yo Jae Hoon untuk memperkuat timnas, karena memang pada umur 30an lah kiper sedang di puncak penampilannya. Terbukti Edwin van der Sar masih bermain hingga usia 40 tahun, beberapa kiper lain pun masih dalam top performance-nya ketika berusia 30 tahunan. Bukan tidak mungkin Yo Jae Hoon akan menjadi pelapis sekaligus penantang serius Kurnia Meiga dan I Made Wirawan di bawah mistar gawang timnas Indonesia kelak.
posisi berikutnya adalah pemain belakang. Banyak pemain asing berposisi pemain belakang yang bermain di Indonesia, namun hanya sedikit yang bisa dan pantas bermain untuk timnas Indonesia. Kontan hanya ada beberapa pemain yang masuk kualifikasi bisa dan pantas bermain untuk timnas Indonesia. Sebagian besar klub Indonesia pada ISL 2015 memakai jasa pemain-pemain yang baru tahun ini bermain di Indonesia, sebut saja Jorge Gotor dari Mitra Kukar, usianya baru 27 tahun, namun masih sangat lama untuk bisa membela timnas. Permainannyapun belum bisa kita saksikan. Hanya Fabiano Beltrame dan Otavio Dutra yang sudah masuk kategori bisa dan pantas membela timnas.
Fabiano Rosa Beltrame telah bermain dari tahun 2005, dan sampai saat ini masih bermain di Indonesia. Ketangguhannya di lini belakang sudah teruji, walaupun telah mencapai usia 32, namun jasanya masih bisa digunakan paling tidak 1-2 tahun kedepan.
Kemudian ada Otavio Dutra, bermain dari tahun 2010, Otavio akan dapat menjadi WNI paling cepat tahun ini. Namun sama dengan Fabiano, umur menjadi masalah bagi Otavio Dutra. Ketika dia kelak menjadi WNI, usianya mungkin telah 32 tahun. Agak sulit untuk pemain belakang berusia 30an untuk dapat bermain di level tertingginya. Namun mereka pun mungkin kelak hanya akan menjadi pelapis dari Hansamu Yama atau Manahati Lastusen.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
INDRAMAYU,PINews.com – Menanam pohon kelihatannya sepele. Tetapi, dampaknya sangat luar biasa,