Meski Ada Pertalite Pemerintah Tegaskan Tidak Hapus Premium
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan, munculnya produk Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite berkadar Researce Octane Number (RON) 90 tak akan menghapus keberadaan Premium.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Ngurah Wiratmadja Puja mengatakan, Premium tetap akan disediakan oleh PT Pertamina (Persero).

"Premium tetap akan disediakan oleh Pertamina, penugasan di luar Jawa Madura dan Bali (Jamali) dan umum untuk Jamali. Kuotanya tidak akan berubah sama sekali," terang dia saat Konfrensi Pers, di Kantor Dirjen Migas, Kuningan, Jakarta, Senin (20/4).

Namun, sebelum produk baru ini dirilis, Kementerian ESDM masih harus mengecek semua kebutuhan infrastruktur penunjang pemakaian Pertalite tersebut. Setelah izinnya keluar, kata Wiratmadja maka ini akan ditetapkan menjadi varian baru. 
"Adanya varian baru di tengah Pertamax dan Premium  cukup bagus. Jadi nanti Pertamina akan serahkan perizinannya, paling tidak satu Minggu ini kita tunggu perizinannya," terangnya.

Ia mengklaim, bahwa Kementerian ESDM dan Pertamina tetap akan transparan. Kendati demikian, hal ini akan disampaikan kepada Komisi VII DPR agar masyarakat dapat mengetahui bahwa ada varian alternatif pengganti Premium.

"Kita makin transparan, tetapi kalau produknya sebagai BBM umum tidak perlu dibuka detil, tapi kita laporkan ada alternatif varian. Kalau yang transparan itu premium, dan solar yang masih subsidi," pungkasnya.

Senada denga itu, Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto bilang, bahwa produk BBM Premium masih dibutuhkan masyarakat. Sehingga, belum akan di hapus. Pertalite ini, jelas Dwi, merupakan rangkaian dari proses pengembangan yang memiliki nilai tambah bagi konsumen.

"Sebagai korporasi kita memikirkan bagaimana memberikan pilihan lebih banyak, tujuannya memberikan nilai tambah. Karena energi itu adalah sesuatu yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak, sehingga harus mengikuti aturan atau pengendalian pemerintah," jelasnya.

Saat ini, produk Pertalite masih dalam taraf pengkajian sebelum nanti benar-benar dilaunching. Dwi mengtakan bahwa, perlu dilakukan koordinasi dengan banyak pihak sebelum merealisasikan varian baru tersebut.

"Kami melihat apa yang nanti mau dijual ke pasar tergantung kebijakan pemerintah. Tapi sejauh ini tidak ada rencana untuk menghapus Premium karena masih dibutuhkan, dan kita tetap akan produksi," tandasnya.

Editor: RI