
Jakarta, PINews.com - Beberapa hari terakhir setelah kelulusan para pelajar tingkat SMA, masyarakat dihebohkan dengan adanya perayaan pesta bikini yang digelar khusus untuk pelajar setingkat SMA di Jabodetabek yang telah menyelesaikan Ujian Nasional di salah satu hotel di Jakarta.
Kondisi ini pun mengundang keprihatinan berbagai pihak, serta timbul pertanyaan besar yakni apakah dunia pendidikan Indonesia sedemikian mudahnya dikoyak oleh budaya asing yang jelas-jelas bukan berasal dari Indonesia?
Menurut pakar sosiolog dari Universitas Nasional, Nia Elvina, adanya fenomena ini jangan dilihat dalam lingkup kecil atau mikro saja, akan tetapi harus dilihat juga dalam cakupan yang lebih luas atau makro serta tentu saja berkaitan erat dengan sistem pendidikan di Indonesia dan sistem pendidikan global.
“Negara barat yang notabena lebih maju tidak menjual budaya tingginya, namun justru menjual budaya rendahnya ke negara berkembang, inilah yang diserap oleh generasi muda sekarang di tanah air,” tutur Nia saat dihubungi tim PINews.com (27/4).
Lebih lanjut Nia berharap ada perubahan sistem pendidikan nasional agar lebih menonjolkan dan berfondasikan nilai-nilai ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
“Jika berlandaskan itu (Pancasila), budaya rendahan yang menyerang kita tidak akan mudah mempengaruhi generasi muda indonesia,” pungkasnya.
Perubahan sistem pendidikan memang dirasa sangat penting. Terlebih pendidikan karakter untuk membangun pribadi dan individu yang lebih kuat secara mental sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya-budaya yang justru membawa Indonesia ke jurang kehancuran.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

PINews.com, Jakarta - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), menunjukkan perannya seb