Nostalgia "Galih & Ratna"
Credit by: sidomi.id
Jakarta, IPNews.com - Tema cinta akan selalu menjadi bahan yang dieksplorasi untuk disajikan di layar lebar. Kali ini ceritanya tentang Ratna (Sheryl Sheinafia) yang awalnya merasa terpaksa meninggalkan ibu kota untuk menetap di kediaman sang tante di Bogor karena ayahnya harus bekerja di luar negeri. Keengganannya musnah ketika menemukan sesosok pria yang langsung mencuri hatinya di sekolah, murid pintar pendiam dengan penampilan di atas rata-rata: Galih (Refal Hady).
Ratna mulai memperlihatkan sinyal asmara, Galih menangkapnya. Tak lama berselang mereka berdua menikmati masa-masa cinta monyet di SMA. 
Kehidupan di sekolah juga terasa seru berkat teman-teman seperti Erlin si beauty blogger yang berdandan seakan sedang cosplay hingga Anto remaja klimis yang punya uang jajan lebih berkat jualan pomade di sekolah. 
Galih dan Ratna tetap saling mendukung meski menganut prinsip yang berbeda. 
Galih bukan orang yang percaya dengan hal-hal yang berbau instan. Dia menjalani hidup seperti memutar kaset, disetel dari awal sampai akhir, memaksakan diri untuk mendengar lagu-lagu lain sampai akhirnya muncul lagu yang ingin didengar.
Ratna adalah tipe anak milenial yang melek teknologi dan suka dengan hal-hal instan. Dia tak mengerti mengapa ada orang yang mau repot seperti itu ketika saat ini ada tombol "skip" untuk langsung menikmati musik yang ia suka. Perjalanan cinta sejoli ini menghadapi jalan berliku ketika perbedaan prinsip tak bisa ditengahi.
Mixtape jadi benang merah dari film "Galih & Ratna", remake dari "Gita Cinta dari SMA" (1979). Kaset berisi kompilasi lagu yang dibuat oleh individual itu jadi sumber kebahagiaan sekaligus nestapa Galih dan Ratna.
Sutradara Lucky Kuswandi mengeksplorasi masalah yang dihadapi Galih di film ini. Dalam "Gita Cinta dari SMA", Galih hanya berhadapan dengan ayah Ratna yang tidak setuju anaknya berpacaran dengan pria dari suku berbeda.
Sementara di film ini, Galih juga menghadapi masalah-masalah di rumah dan sekolah. Dia harus tetap jadi murid teladan demi beasiswa sambil mempertahankan toko kaset agar tidak dijual oleh ibunya.
Aktor kawakan yang juga mantan Gunernur Banten, Rano Karno,  dan "pasangan abadinya" Yessy Gusman juga muncul sebentar di awal film, seakan menyerahkan peran ikonik Galih dan Ratna pada para aktor baru.
Film ini membangkitkan nostalgia bagi penonton yang mengalami masa ketika kaset masih berjaya dan belum tergerus teknologi. 
Pun kenangan cinta monyet di masa sekolah ketika bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan pacar saat pulang naik angkutan umum yang sama. 
Film "Galih & Ratna" juga dibintangi oleh Ayu Dyah Pasha, Joko Anwar, Hengky Tornando, Marissa Anita dan Sari Koeswoyo. Ada pula penampilan khusus dari Rano Karno, Yessy Gusman, Triawan Munaf, musisi Abdee Slank, Walikota Bogor Bima Arya dan komedian dan presenter Indra Bekti.
"Galih & Ratna" mulai tayang di bioskop pada 9 Maret 2017. Mampukah kisah ini menghadirkan kenangan lama? Kita tunggu saja.
Editor: HAR