Hikayat Fosil Manusia Purba di Cekungan Flores

Jakarta, PINews.com - Badan Geologi Kementerian ESDM telah melakukan survey geologi di Cekungan Soa, Flores. Daerah yang menjadi bagian dari dua Kabupaten yakni Kabupaten Ngada dan Kabutapen Nagekeo ini ternyata menyimpan beragam fosil. Pusat Survei Geologi telah mengidentifikasi sekitar 16 lokasi fosil yang tersebar di wilayah seluas 200 km2.

Penggalian (eskavasi) secara intensif dan sistematik telah mendapatkan ribuan fosil vertebrata dan alat batu (artefak). Fosil - fosil yang ditemukan antara lain fosil gajah (Stegodon), burung, tikus, katak, buaya, komodo dan kura-kura. Adapun artefak umumnya berupa alat bahan (core) dan alat serpih (flake).

"Di situs Mata Menge yang merupakan penggalian pertama di Cekungan So'a, selain fosil vertebrata dan artefak, juga ditemukan fosil manusia purba antara lain berupa fosil gigi geraham, gigi susu, gigi taring dan tulang rahang," ungkap Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Ego Syahrial.

Dari hasil penanggalan geologi bahwa fosil manusia purba yang ditemukan di Mata Menge diperkirakan berumur sekitar 700 ribu tahun. Fosil manusia ini merupakan fosil manusia pertama yang ditemukan di Cekungan So'a dan merupakan fosil manusia purba tertua di daratan Flores. Para ahli paleoantropologi menduga bahwa manusia Mata Menge merupakan nenek moyang dari manusia kerdil "hobbit" yang ditemukan di Gua Liang Bua, Manggarai.

"Penemuan ini sangat signifikan dan turut berkontribusi dalam membuka kotak pandora mengenai evolusi dan penyebaran manusia purba di Asia Tenggara, terutama di Indonesia" lanjut Ego.

Pemerintah telah menetapkan Cekungan So’a sebagai Kawasan Cagar Alam Geologis. Penetapan ini sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman Penetapan Kawasan Cagar Alam Geologi. Tujuan tidak lain melindungi warisan geologi dan potensinya untuk pengembangan geopark.

Ego Syahrial menjelaskan kawasan Cekungan So’a  merupakan sebuah lembah savana yang dikelilingi beberapa gunung api. Di dalamnya terdapat  keanekaragaman obyek geologi yang dapat dijadikan pondasi dalam membangun kawasan cagar alam geologi dan tersusun oleh perlapisan batuan vulkanik, endapan sungai dan endapan danau yang membentuk perbukitan bergelombang.

“Di Cekungan So'a kita dapat menikmati keelokan bentang alam, dimana sungai - sungai berkelok dengan tebing tegak mirip dengan kenampakan "Grand Canyon' di Amerika, ditambah pemandangan indah gunung api aktif G. Ebulobo, G. Inerie dan G. Inelika," terang Ego.

 

Editor: ES