Negara-negara Produsen Sawit Perkuat Kerjasama
Credit by: ekon.go.id

Denpasar, PINews.com  - Negara-negara produsen kelapa sawit menyepakati kehendak untuk  menyinergikan posisi dan langkah-langkah strategis dalam rangka memperkuat kerja sama pengembangan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas petani kecil dan kompetitivitas produk di tengah-tengah berbagai tantangan global. Langkah-langkah strategis tersebut dapat dilakukan melalui penguatan ISPO, pengembangan riset dan inovasi kelapa sawit, pembangunan kerja sama industri menuju produksi bernilai tambah, dan pemajuan berbagai regulasi dan teknis yang mendukung peningkatan kualitas produksi sawit agar lebih kompetitif dalam perdagangan minyak nabati dunia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution didampingi Menteri Perusahaan, Perladangan dan Komoditas Malaysia, Dato’ Seri Mah Siew Keong memimpin Inaugural Ministerial Meeting of Palm Oil Producing Countries (IMMPOPC) di Bali Nusa Dua Convention Center,  Kamis (2/10), di Bali. Pertemuan tersebut diselenggarakan dalam kerangka Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) yang beranggotakan Indonesia dan Malaysia, dihadiri oleh negara-negara produsen sawit yaitu Guatemala, Thailand, Papua Nugini, dan Kolombia.

Pertemuan ini turut mengundang berbagai narasumber dan ahli berbagai organisasi multilateral yaitu the United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD), the Food and Agriculture Organization (FAO), Asosiasi Produsen Biodiesel Indonesia, PISAgro, dan Oasis Revenue-Malaysia.

Dalam pertemuan ini, juga dibahas pentingnya kelapa sawit terhadap pembangunan, pengentasan kemiskinan, dan penciptaan lapangan kerja, yang sejalan dengan komitmen negara berkembang dalam kerangka Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. “Apa yang telah dilakukan negara produsen kelapa sawit dalam mengatasi  kemiskinan, inequality, dan penyediaan lapangan kerja, harus dipandang sebagai langkah nyata implementasi komitmen universal, seperti SDGs. Tanpa itu, SDGs akan terlihat sebagai suatu konsep yang mengawang-ngawang,“ tutur Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam welcoming reception sehari sebelum pertemuan.

Sektor kelapa sawit telah berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi Indonesia. Kelapa sawit merupakan komoditas strategis bagi Indonesia yang menggerakkan perekonomian rakyat. Sebesar 41% lahan kelapa sawit dimiliki oleh petani kecil dan sektor kelapa sawit berkontribusi terhadap 5,5 juta lapangan kerja langsung dan 12 juta lapangan kerja tidak langsung. Hal tersebut ditegaskan dalam pertemuan.

“Total produksi crude palm oil  atau CPO di tahun 2016 mencapai 33 juta ton dan menyumbang sebesar US$18 miliar terhadap pendapatan ekspor nasional. Saat ini, sustainability merupakan kata kunci dalam pengembangan kelapa sawit Indonesia yang didorong melalui Indonesian Sustainable Palm Oil(ISPO),” kata Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Ini merupakan kali pertama bagi negara-negara produsen kelapa sawit untuk bertemu dan berbagi pandangan serta pengalaman negara produsen dalam membangun sektor kelapa sawit dan mengatasi tantangan. CPOPC berperan penting sebagai platform bagi negara produsen kelapa sawit dalam menyatukan dan memperjuangkan kepentingan bersama.

“Kolaborasi negara-negara produsen tidak berhenti pada pertemuan ini saja, akan dibentuk komite-komite yang khusus membahas kepentingan bersama negara-negara produsen sawit,” kata Mahendra Siregar, Direktur Eksekutif CPOPC. 

CPOPC dibentuk oleh Indonesia dan Malaysia pada tahun 2015 dan Sekretariat CPOPC didirikan di Jakarta pada tahun 2017. Organisasi ini bertujuan untuk mempromosikan, mengembangkan, dan memperkuat kerja sama antarnegara produsen minyak kelapa sawit. Dalam penyelenggaraan IMMPOPC, Indonesia dan Malaysia juga mengundang negara-negara produsen minyak sawit lainnya untuk bergabung dalam keanggotaan CPOPC.

Dalam rangkaian acara CPOPC, Menko Darmin sebelumnya menghadiri “13th Indonesian Palm Oil Conference and 2018 Price Outlook:  Growth Through Productivity: Partnership with Smallholder". Acara ini digagas Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) juga dihadiri Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono, Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertaninan. 

Editor: HAR