
Jakarta,PINews.com - Meskipun ditunda, niatan pemerintah untuk melakukan mereger Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) dengan Bank Mandiri Tbk, dinilai sebagai kemunduran dan ketidakbecusan pemerintah menangani pembangunan rumah murah.
Hal itu diungkapkan oleh pengamat properti dan Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia, Panangian Simanungkalit. Menurutnya, pemerintah tidak perlu menunda akan tetapi membatalkan rencana tersebut.
"Akusisi adalah langkah mundur dan sangat keliru. Pasalnya, selama ini BTN sudah menangani hampir 99 persen fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) atau program kredit rumah murah dari pemerintah. Jika BTN dikebiri, bagaimana kemudian nasib pembiayaan rumah murah ke depan,”ungkapnya.
Menurut Panangian, dalam hal akuisisi Bank BTN oleh Bank Mandiri, pemerintah lebih memilih alasan yang bersifat prestise ketimbang alasan strategis. Alasan prestisenya ingin memiliki sebuah bank besar, dengan tujuan menghadapi persaingan menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
"Ketimbang mengakuisi BTN, lebih baik Bank Mandiri mengakuisisi Bank BNI yang asetnya jauh lebih besar, yaitu mencapai Rp 387 triliun. Lagipula, kedua bank tersebut punya fokus yang tidak jauh berbeda, yaitu sektor ritel dan korporasi," tandasnya.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989

JAKARTA,PINews.com - PT PLN (Persero) mengajak berbagai pemangku kepentingan untuk berkontribusi dal
- Inilah Daftar Harga Pertamax dan Solar Non Subsidi Di Berbagai Daerah
- Pertamina Sambut Positif Langkah Pemerintah Untuk Kembali Ke OPEC
- Ini Jurus Dwi Soetjipto Untuk Mengantarkan Pertamina Terdepan di Asean
- Pipa Gas dan Mother Station CNG di Blora Diresmikan, Perkuat Suplai CNG dan Kondensat di Jawa