Sosiolog : Masyarakat Harus Hati-hati dengan Kampanye Yang Tidak Mendidik
Credit by: Ilustrasi

Jakarta, PINews.com - Bangsa Indonesia segera memasuki babak baru dalam sejarahnya dengan akan dilaksanakannya Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014 mendatang. Masyarakat pun diminta untuk jeli dan teliti dalam menentukan pilihan pada pilpres kali ini karena banyaknya penyimpangan kampanye pada Pilpres kali ini.

Menurut pakar sosiologi Nia Elvina dari Universitas Nasional Jakarta (UNAS), masyarakat memang harus kritis dan sadar politik, untuk menentukan pilihan pemimpin setelah Susilo Bambang Yudhoyono ini, karena tendensi yang berkembang sekarang para Capres dan terutama tim suksesnya berkampanye dengan cara-cara dan tindakan yang tidak mendidik masyarakat.

“Kita lihat massifnya mengangangkat issue-issue yang tidak relevan kepemimpinan yang dibutuhkan masyarakat,” katanya Nia saat dihubungi tim portalindonesianews.com.

Nia mencotohkan saat ini masing-masing tim kampanye sudah kelewatan dengan menyerang dan saling tuding karakter personal masing-masing calon, seperti Jokowi yang bersifat klemer-klemer atau lemah, dan disisi yang lain, Probowo yang diidentikkan dengan sosok yang tidak stabil secara emosional. Hal ini tentu tidak dibenarkan dalam berpolitik yang sehat.

“Saya kira para elite politik dan tim sukses harus segera menyadari akan kekeliruan ini. Kampanye harus didasarkan kembali pada substansinya, yakni mensosialisasikan kepada rakyat mengenai visi misi yang diusung masing-masing calon” jelas dosen UNAS ini.

Kampanye seharusnya menurut Nia lebih kepada persaingan sehat mengungkapkan visi dan misi untuk dapat merebut dan meyakinkan masyarakat, bukan malah saling tuding menyodorkan isu-isu negatif kepada masyarakat. Dalam hal ini masyarakat pun harus cerdas dan menyadari setiap program serta visi dan misi yang dipaparkan oleh para calon.

Editor: Rio Indrawan