Ternyata Hello Kitty Bukanlah Seekor Kucing!
Credit by: Karakter Hello Kitty (Ist)

Jakarta, PINews.com - Siapa yang tidak kenal dengan tokoh Hello Kitty, karakter lucu nan menggemaskan ini sudah pasti menjadi idola anak-anak perempuan, bahkan tidak jarang perempuan yang sudah beranjak dewasa tergila-gila dengan karakter asal Jepang ini.

Akan tetapi tahukah anda apa sebenarnya Hello Kitty itu? Selama ini yang kita tahu Hello Kitty adalah karakter dari seekor kucing lucu, namun ternyata itu keliru karena Hello Kitty sebenarnya adalah seorang gadis kecil.

"Hello Kitty adalah seorang gadis kecil yang ceria dan berhati emas," tulis Sanrio, perusahaan Jepang pemilik merk Hello Kitty, seperti dilaporkan AFP.

Seperti dilansir dari kantor berita Antara, Christine Yano, pakar antropologi dari Universitas Hawaii, yang mengaku mendapat koreksi dari Sanrio soal Hello Kitty. Dia meminta Sanrio untuk memeriksa ulang keterangan-keterangan  pada pameran memperingati 40 tahun Hello Kitty. Yano adalah kurator pameran itu. 

Yano kepada Los Angeles Times mengatakan dia "dikoreksi dengan sangat tegas" oleh Sanrio bahwa Kitty bukan kucing.

"Hello Kitty bukan kucing. Dia karakter kartun. Dia gadis cilik. Seorang teman. Tapi bukan kucing. Dia tidak pernah berjalan dengan empat kaki. Dia berjalan dan duduk seperti ciptaan yang memiliki dua kaki." 

"Rancangannya memang mengambil motif kucing, tapi tidak ada elemen kucing pada setting Hello Kitty," tulis Sanria dalam situs resminya.

Menurut si juru bicara, nama asli Hello Kitty adalah Kitty White,  lahir di Inggris pada tanggal 1 November 1974. Kitty panggilan akrabnya memiliki golongan darah A dan zodiak Scorpio.

Kitty memiliki saudara kembar, Minny White, dan tinggal di sebuah pinggiran kota yang tidak disebutkan namanya dari London dengan ayah George dan ibu Maria, menurut profil di web.

Dia dan keluarganya berkumis kucing dan telinga runcing, dan Kitty memiliki hewan peliharaan kucing bernama Charmmy Kitty. 

Juru bicara Sanrio menjelaskan bahwa Kitty dan keluarganya tidak diberi kewarganegaraan tertentu tetapi dirancang untuk tinggal di Inggris, karena banyak gadis di Jepang tahun 70-an kagum dengan  gaya hidup Barat.

Editor: Rio Indrawan