Jakarta, PINews.com - Wacana pembubaran anak perusahaan Pertamina yaitu Pertamina Energy Trading Limited atau Petral, masih terus mengemuka dan menjadi perbincangan hangat.
Hal itu disebabkan karena dalam mekanisme kinerja anak perusahaan Pertamina yang berdomisili di Singapura itu, dinilai rawan korupsi dalam hal pengadaan BBM impor yang dilakukan Pertamina.
Pengamat Ekonomi Politik Ichsanuddin Noorsy mengaku Setuju mengenai wacana pembubaran Petral. Dirinya pun percaya bahwa selama ini ada pihak-pihak di internal Petral, yang menguntit komisi dan menikmati keuntungan pengadaan impor BBM oleh Pertamina tiap tahunnya.
"Kasus hari ini perubahan 46 juta kiloliter dan pemerintah menjamin tentang kekurangannya, itu memberi dampak dimana jika anda pergi ke pasar internasional, harga di pasar internasional itu sangat fluktuatif, artinya ada orang yang menikmati pengadaan impor BBM ini," kata Ichsanuddin Noorsy saat dihubungi pada Kamis (18/9).
Dia menjelaskan, pembubaran Petral merupakan sebuah keharusan, karena dirinya memahami bahwa hal tersebut rawan penyelewengan impor BBM seperti yang terjadi sampai hari ini.
"Sederhananya, harga flat yang dipatok selama ini ketika Pertamina impor BBM melalui Petral kan tidak mengikuti dinamika harga pasar Internasional, nah kelebihannya itu yang disinyalir menguntungkan sejumlah pihak di Petral sendiri tiap kali Pertamina melakukan impor melaluinya," kata Ichsanuddin Noorsy
Menanggapi wacana tersebut, Staff Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah, sebelumnya pernah mengatakan, terkait dengan pembubaran Petral, pihak Istana belum bisa berkomentar terkait rencana tersebut.
"Saya belum bisa komentar, mungkin Menteri ESDM," kata Firmanzah pada Senin (1/9) lalu.
Meski begitu, Firmanzah hanya menyakini bahwa wacana pembubaran Petral pasti sudah dibicarakan oleh Menteri ESDM Jero Wacik dan Direktur Pertamina Karen Agustiawan bersama DPR.
Hal itu menurutnya pasti dilakukan melalui mekanisme rapat yang bersifat terbuka, sehingga masyarakat bisa mengetahui pembicaraan mengenai wacana tersebut.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
JAKARTA,PINews.com - Cadangan batu bara nasional yang mencapai 35 miliar ton dan sumber daya sebesar
- Meti: Informasi Komprehensif tentang Panas Bumi Perlu Disampaikan
- Sinergi dengan Pemangku Kepentingan, Pertamina Komitmen Tinggi Perkuat Peran UMKM di Tengah Pandemi Covid-19
- Tumpahan Minyak di Pali, Legistatif Sumsel Minta Medco Bertanggung Jawab
- Pemerintah Ingin Meningkatkan Kerjasama Perdagangan Minyak Dengan Iraq