KPK Gunakan Bus Canggih Dari Jerman Kampanyekan Anti Korupsi
Credit by: Bus ACLC KPK bantuan dari Jerman (PIN)

Jakarta, PINews.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meluncurkan bus Anti Corruption Learning Center (ACLC) Selasa (14/10). Bus bantuan hibah negara Jerman ini sebagai salah satu langkah 'jemput bola' mencegah tindak pidana korupsi di Indonesia.

Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja mengatakan bus ini sebagai salah satu sarana kampanye pemberantasan korupsi yang dapat menyentuh sejumlah daerah di Tanah Air. Menurut Adnan, KPK tak ingin masyarakat sampai tidak tahu menahu soal seluk-beluk korupsi. Terlebih jika sampai mereka tak mengetahui bila tindakan mereka itu salah dan melanggar hukum, atau bahkan telah melakukan praktik korupsi.

"KPK harus lebih gencar kampanye apa itu korupsi. Diharapkan bis masuk kota lalu enggak ada yang bilang saya enggak tahu saya korupsi," kata Adnan saat ditemui dalam acara peluncuran bus ACLC di gedung KPK, Selasa (14/10).

Dengan adanya bus ini, KPK berharap tidak ada ungkapan seperti yang dilontarkan Mantan Menteri Agama, Suryadharma Ali. Dimana sebelumnya, Suryadhrma Ali mengaku tidak mengetahui jika dirinya melakukan dugaan tindak pidana korupsi.

"Ketika KPK menetapkan SDA sebagai tersangka, beliau bilang saya tidak tahu kalau saya korupsi," ungkap Adnan.

Bus seharga Rp 1,3 miliar ini dilengkapi 11 perangkat komputer, telivisi layar datar, sound system, layar besar berukuran 12 meter persegi. Bus ini juga dilengkapi tenda hedrolik dan mini panggung.

Dikatakan Pandu, sejumlah materi anti korupsi bisa diakses dalam bus ini seperti teori dan strategi antikorupsi, modul pendidikan antikorupsi, pengadulan masyarakat, pengelolaan gratifikasi dan tata cara pelaporan LHKPN.

Bus anti korupsi itu besok langung dikirim dan dipamerkan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai akhir bulan Desember. Bus seharga Rp 1,3 miliar itu akan keliling kampus-kampus, sekolah-sekolah dan tempat pelayanan publik dari hari Senin hingga hari Jumat. Sedangkan untuk hari Sabtu dan Minggu, akan dipamerkan di Taman Pintar, Malioboro, Yogyakarta.

"Rencananya pertama di Yogyakarta. 1 minggu markir di taman pintar. Senin-jumat keliling ke kampus-kampus. Jelasin ke publik apa instrumen antikorupsi," ujar Adnan.

Adnan berharap keberadaan bis ini dapat diterima dan dimanfaatkan oleh seluruh lapisan masyarakat. "Kita berharap ketika masuk kota dijaga. Harganya mahal. Jangan sampai dilempari batu oleh yang benci KPK," pungkas Adnan.

Editor: RI