Pendopo Yang Bertransformasi Dari Lumbung Minyak Menjadi Lumbung Gas
Credit by: Ilustrasi

Sumatera Selatan - Pendopo merupakan salah satu dari sembilan kecamatan yang berada di wilayah Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan. Pendopo ini dulu wilayahnya yang berpotensi minyak dan gas dikelola oleh PT Pertamina EP sejak beberapa tahun silam. Ada 83 sumur minyak peninggalan PT Stanvac Indonesia (PTSI) yang kini beralih ke PT Pertamina.

Produksi minyak dikawasan Pendopo yang melebar hingga area prabumulih dahulu sempat menyentuh angka 150.000 BOPD. Sejak dulu memang perjalanan indsutri minyak di Pendopo dan sekitarnya mengalami pasang surut.

"Pada masa itu PTSI menggunakan sistem on-off guna menghindari biaya produksi yang terlalu  tinggi pada saat berhasil pengeboran PTSI merekrut pekerja, dan Jika mereka gagal dikurangi pekerjanya atau di PHK," Ujar Alex Iskandar salah satu pekerja PT Pertamina EP.

Sementara itu, sejak tahun 1930an, dahulu pada zaman pendudukan Belanda minyak ditemukan di Talang akar. Pengeboran juga dilakukan di wilayah Sopa, akan tetapi tidak ditemukan adanya Minyak Bumi, justru gas yang ditemukan. Penemuan gas ini ternyata tidak terlalu dianggap penting atau diperhitungkan setelah Belanda diusir dari tanah Ibu Pertiwi, karena dianggap tidak bisa dimanfaatkan sampai akhirnya PTSI sendiri memilih untuk tidak mengolah gas dan dibiarkan begitu saja. Namun, seiring perkembangan zaman, disekitar 1940an, baru dibangun beberapa industri gas yang dibangun oleh pemerintah dimana infrastruktur tersebut menjadi fasilitas yang berharga di Sumatera.

Jalur pipa gas dari Musi Timur dan Barat dikirim ke Sumatra Selatan, dan PGN Jawa. “Untuk diketahui semua gas yang diproduksi PT Pertamina EP digunakan untuk konsumsi dalam negeri, jadi tidak ada gas yang diekspor,” tambah Alex.

Saat ini gas di Pendopo bisa dikatakan lebih memiliki nilai jual serta berpotensi untuk berproduksi secara besar-besaran, bahkan di terbesar di Indonesia. Adanya potensi besar ini membuat pengeboran migas di wilayah Pendopo dan sekitarnya menjadi primadona.

“Jika dulu operasi pengeboran bisa dilakukan dengan nyaman, kini setiap ingin dilakukan pengeboran ada saja gangguan dari oknum yang menuntut untuk pembagian hasil pengeboran,” kata Alex.

Tentu ini menjadi perhatian bersama dimana hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar harus tetap dijaga karena bagaimanapun mereka juga berhak untuk menikmati sumber daya alam yang ada ditanah kelahiran mereka.

Saat ini Pendopo Field mengelola sebanyak 564 Sumur yang terbagi dalam enam struktur yaitu Musi Barat, Musi Timur, Jirak, Sopa, Betung, Benakat, dan Benuang dengan Produksi berkisar antara 2.000 BOPD minyak dan 270 MMSCFD untuk gas atau total setara dengan 48.000 Barrel Oil Equivalent Per-day.

Sebagian besar lapangan yang dikelola oleh Pendopo Field merupakan lapangan tua sehingga diperlukan inovasi untuk terus menghasilkan cadangan minyak seperti : Teknologi reaktivasi sumur, Optimalisasi perawatan sumur, dan Enhanced Oil Recovery, kesemuanya dilakukan guna mencapai target produksi sesuai komitmen dan memberikan hasil terbaik bagi bumi pertiwi.

Editor: RI