Jakarta, PINews.com - Penelitian yang baru dilakukan Sun Life Financial Asia di delapan negara di Asia, termasuk Indonesia, menunjukkan tidak relevannya antara kesadaran bahwa pilihan gaya hidup yang lebih baik akan meningkatkan kualitas kesehatan pribadi, dan tindakan nyata yang dilakukan untuk gaya hidup yang lebih sehat. Temuan ini merupakan bagian dari survei yang lebih besar yang menunjukkan bahwa orang Asia adalah yang paling terpengaruh dan paling peduli mengenai kondisi kesehatan serta gaya hidup yang seringkali bersifat pencegahan. Tidak relevannya antara kesadaran dan tindakan inilah yang membingungkan khususnya di Indonesia, di mana masyarakat menempatkan kondisi kesehatan pribadi sebagai perhatian utama mereka, namun memiliki tingkat gangguan kesehatan tertinggi untuk diabetes dan merokok.
Penelitian yang dilakukan terhadap 729 orang di Jakarta, Bekasi, Bandung, Surabaya, dan Medan ini mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia yang berusia antara 25 hingga 55 tahun memiliki kesamaan dengan masyarakat Asia lainnya dalam menempatkan kesehatan pribadi sebagai hal yang paling penting, tidak berbeda dengan negara-negara yang lebih maju lainnya di Asia seperti Hong Kong dan Singapura, di mana mereka mencatat angka yang rendah dalam hal “menjalani gaya hidup sehat dan aktif setiap hari”. Dan mengenai bagaimana cara pandang mereka mengenai kesehatan mereka, hanya 68 persen yang berpendapat sangat positif mengenai kesehatan fisik mereka dan 65 persen untuk kesehatan mental mereka.
"Apa yang kita lihat saat ini adalah munculnya apa yang kita sebut dengan 'Generasi O' Asia - masyarakat yang overworked(terlalu banyak bekerja), overstressed (terlalu banyak stres), dan umumnya overwhelmed (kelelahan) - dan Indonesia tidak terkecuali," kata Eddy Belmans, Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) dan Country Manager Sun Life Financial Group di Jakarta (22/10)
Lebih lanjut Belmans menambahkan bahwa ketika mayoritas masyarakat Indonesia ingin membuat perubahan dalam kehidupan mereka yang sebagian besar mereka kendalikan, seperti olahraga, nutrisi dan manajemen stres, keinginan tersebut ternyata belum berhasil berubah menjadi tindakan yang mengarah pada perubahan perilaku yang berkelanjutan.
Masyarakat Indonesia memiliki pemahaman yang jelas mengenai risiko-risiko kesehatan dan gaya hidup yang mereka jalani, namun mereka menderita karena kurangnya motivasi untuk benar-benar mengatasi risiko-risiko tersebut melalui gaya hidup yang lebih sehat:
- Tiga masalah kesehatan utama yang pernah dialami oleh keluarga di Indonesia adalah diabetes (26 persen), kelebihan berat badan/obesitas (23 persen), dan serangan jantung/penyakit jantung/stroke (21 persen).
- Masyarakat Indonesia tercatat memiliki masalah diabetes tertinggi (7 persen dibandingkan dengan 4 persen di regional), danmenempatkan diabetes di peringkat kedua di antara tiga masalah kesehatan utama yang mendapat perhatian di masa depan, namun mereka enggan mengubah perilaku mereka dalam hal menjaga berat badan (hanya 29 persen dibandingkan 40 persen di regional), yang secara langsung dapat mengurangi risiko terkena diabetes.
- Masyarakat Indonesia juga merupakan perokok terberat di Asia, 21 persen mengatakan mereka merokok lebih dari satu kali sehari (dibandingkan dengan regional 14 persen).
- Selain masalah-masalah kesehatan, masyarakat Indonesia paling sering mengalami masalah pernapasan sebagai akibat dari kualitas udara yang buruk – salah satunya menyebabkan munculnya perokok pasif- sebagai penyakit yang secara pribadi telah mereka alami.
Ketika ditanya mengenai kendala untuk menjalani gaya hidup sehat dan aktif, masyarakat Indonesia menyebutkan berbagai faktor dan kebiasaan di dunia yang terkoneksi dan modern saat ini, seperti: kurangnya waktu karena pekerjaan, gangguan seperti TV dan internet, dan kurangnya waktu karena tanggung jawab keluarga. Namun pada kenyataannya, seperti yang ditujukkan dari hasil penelitian, ada banyak langkah perbaikan sederhana yang dapat dilakukan oleh masyarakat Indonesia - seperti menghentikan kebiasaan merokok dan makan makanan tidak sehat - untuk lebih meningkatkan kondisi kesehatan mereka dalam jangka pendek dan jangka panjang.
"Sun Life selalu memiliki fokus yang kuat dalam menyediakan program-program untuk mendukung masyarakat yang lebih kuat, lebih sehat, dan lebih mapan secara finansial. Hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan, terutama di Indonesia," ujar Belmans.
Sebagai bagian dari seruan kami untuk Generasi O di Indonesia untuk mengubah kesadaran menjadi tindakan nyata melalui pilihan gaya hidup yang lebih baik dan lebih sehat, kami di Sun Life, bersama dengan mitra dan –nasabah kami, terus mencari cara guna meningkatkan kesadaran mengenai kesehatan, dan menjalani perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan, untuk mencapai kesehatan fisik dan keuangan yang lebih baik di masa depan. Hal ini bukanlah sesuatu yang berlebihan tetapi menerima kesempatan yang tepat– untuk bekerja sama menuju hasil yang lebih baik.
Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa meskipun masyarakat mempunyai kesadaran yang tinggi mengenai hubungan antara pilihan gaya hidup dan tingkat kesehatan, namun terdapat pemahaman yang rendah mengenai biaya perawatan kesehatan, yang mengakibatkan kurangnya langkah antisipasi yang dibuat untuk pendanaan biaya kesehatan di masa pensiun.
- Danrem Dikuasai Kolonel Angkatan 1990-an, Anak Try Sutrisno dan Menantu Luhut Bersaing Jadi Jenderal
- Menyigi Potensi Peraih Adhi Makayasa Polri Beroleh Pangkat Tertinggi
- Kursi Jenderal untuk Jebolan Akademi TNI 1993
- Tahun 2015 Jumlah Pengguna Narkoba di Indonesia Capai 5 juta orang
- Bintang Terang Alumni Akmil 1989
Ibu kota Negara sudah berpindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Utara, tepatnya di Penajam P