HIPMI Ingin Kunjungan Raja Salman Dioptimalkan untuk Pembangunan Infrastruktur
Credit by: .tstatic.net

Jakarta, IPNews.com  - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menginginkan rencana kunjungan Raja Salman dan rombongannya ke Indonesia dioptimalkan untuk pembangunan infrastruktur.

"Arab Saudi dapat menjadi pintu masuk untuk mengakses dana tak terbatas di Timur Tengah," ujar Ketua Umum BPP Hipmi, Bahlil Lahadalia, di Jakarta, Senin, seperti dikutip Antaranews.com.

Pemerintah, kata dia, perlu banyak dana untuk membangun infrastruktur. Selain APBN, pemerintah telah mengeksplorasi pembiayaan non APBN atau PINA. Skema inilah, PINA dari Timur Tengah melalui Arab Saudi yang bisa dioptimalkan karena potensi dana dari kawasan itu dinilai sangat besar. 

Dia mengatakan, selama ini dana-dana investasi dari Timur Tengah masih sangat mahal antara lain karena dana itu terlebih dahulu "tersangkut" di Malaysia dan Singapura. "Sebab dua negara ini lebih gesit dari kita. Dia bilang investasi dia, padahal dananya dari Timur Tengah," katanya.

Untuk itu, ujar dia, Indonesia juga tidak boleh kalah gesit dengan negara dan perlu benar-benar mengoptimalkan kedatangan Raja Saudi Arabia.

Sebelumnya, HIMPI juga ingin porsi pembiayaan infrastruktur dari APBN ke luar Pulau Jawa. "Jangan semuanya terkonsentrasi di Pulau Jawa baik APBN maupun PINA," kata Lahadalia.

Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan menilai kunjungan Raja Salman beserta rombongan ke Indonesia adalah kunjungan bersejarah yang menunjukkan Indonesia memiliki daya tarik sangat tinggi bagi Kerajaan Arab Saudi.


"Kunjungan Raja Salman ini adalah kunjungan Raja Kerajaan Arab Saudi yang pertama setelah 46 tahun lalu, Raja Faisal berkunjung ke Indonesia," kata Taufik Kurniawan melalui pernyataan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Menurut Taufik, Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar menjadi yang potensial, bukan hanya dari perspektif budaya, tapi juga sosial, politik, ekonomi, serta pertahanan dan keamanan. 

"Posisi itulah yang seharusnya dapat dimanfaatkan demi kepentingan Indonesia dalam percaturan di tingkat global, khususnya dengan negara-negara besar dan maju, seperti Arab Saudi," katanya.

Dia menjelaskan, kunjungan Raja Salman ini memang telah dipersiapkan sebelumnya. 

Wakil Ketua DPR RI Bidang Ekonomi dan Keuangan ini juga menjelaskan, banyak hal yang akan dibicarakan dalam kunjungan tersebut, antara lain beberapa hal penting yang menyangkut kepentingan kerja sama kedua belah pihak, seperti perjanjian kerja sama investasi. "Ini adalah kesempatan penting dalam perspektif ekonomi. Arab Saudi sudah mewacanakan kerja sama investasi tersebut sebelumnya dengan nilai kerja sama yang hampir mencapai 300 triliun," katanya.

Menurut Taufik, kerja sama ini sangat menguntungkan, karena potensi investasi di Indonesia begitu besar. Rencana investasi dari Arab Saudi ini, kata dia, sejalan dengan program Presiden Joko Widodo yang sedang menggalakkan aspek investasi untuk menumbuhkan perekonomian dalam negeri.

Kedua, kerja sama tenaga kerja. Menurut dia, jutaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mencari nafkah di Arab Saudi, yang dapat menguntungkan kedua pihak. 

Dalam konteks, kerja sama soal TKI meskipun ada berbagai persoalan, menurut dia, harus memperoleh perhatian, khususnya aspek keamanan, perlindungan dan kesejahteraan, agar hubungan simbiosis ini dapat tetap menguntungkan Arab Saudi dan Indonesia 

Ketiga, sebagai negara muslim terbesar, Indonesia juga merupakan negara yang mengirimkan jemaah haji terbesar dalam setiap musim haji ke Arab Saudi.

"Karena itu, wajar Indonesia meminta penambahan kuota yang selama ini telah ada. Apalagi setelah perluasan Masjid Haram di Makkah dan beberapa destinasi ibadah lainnya di wilayah tersebut," katanya.

Kuota haji Indonesia sebelum Masjidil Haram di renovasi pada 2013 mencapai 211.000 jemaah. Ketika Masjidil Haram di renovasi, kuota haji dikurangi hingga menjadi 158.000 jemaah dan akan dikembalikan menjadi 211.000 jemaah mulai musim haji tahun 2017. 

Menurut Taufik, Pemerintah Arab Saudi juga menjanjikan kuota tambahan 10.000 menjadi 221.000.  "Bahkan, dapat lebih dari itu," katanya.

Keempat, Indonesia sebagai negara demokrasi, dapat memanfaatkan kunjungan ini untuk membicarakan peran Indonesia dan Arab Saudi dalam meredakan ketegangan konflik di negara-negara Muslim, serta memberi kontribusi bagi solusi terhadap ancaman terorisme, khususnya menekan paham-paham radikal.

Taufik berharap, kunjungan Raja Salman ini bukan sekedar seremonial belaka, apalagi sekedar menggelar karpet merah untuk penguasa Arab tersebut.  "Indonesia menghormati kedatangan mereka dan memberikan apresiasi karena kunjungan tersebut dengan jangka waktu cukup lama di Indonesia," katanya.

Editor: HAR