Sinergi Kilang Balikpapan Dukung Program Kampung Iklim
Credit by: Foto/Dok/KPI

BALIKPAPAN,PINews.com – Nama Muara Rapak mungkin masih agak asing walaupun letaknya tidak terlalu jauh dari Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Namun, jangan salah, Kelurahan yang berada di wilayah Balikpapan Utara, Kota Balikpapan, telah menorehkan prestasi yang patut diacungi jempol dalam ajang Program Kampung Iklim (Proklim) yang dihelat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Proklim yang diraih merupakan kasta tertinggi: Proklim Lestari.

Prayitno, Ketua Proklim Semarak Kelurahan Muara Rapak, menerima penghargaan tersebut dari Menteri LHK Siti Nurbaya, pada malam puncak acara Festival Lingkungan, Iklim, Kehutanan, dan Energi Baru Terbarukan (LIKE) 2, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, awal Agustus 2024. Festival itu merupakan salah satu acara terbesar yang diadakan oleh KLHK untuk mengampanyekan isu-isu lingkungan hidup dan perubahan iklim serta mendorong partisipasi yang bersifat positif kepada berbagai elemen masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan.

Tidak gampang meraih penghargaan tersebut. Prayitno bersama rekan-rekannya sejak Februari-April membina 10 Proklim yang tersebar di kelurahan-kelurahan lainnya. Sebarannya mencapai 55 Rukun Tetangga (RT) di Kelurahan Gunung Samarinda, Kelurahan Gunung Bahagia, Kelurahan Baru Ilir, Kelurahan Prapatan, Kelurahan Karang Rejo, Kelurahan Sumber Rejo, Kelurahan Mekar Sari, Kelurahan Gunung Sari Ulu, Kelurahan Telaga Sari, dan Kelurahan Sepinggan Raya.

“Pembinaan yang dilakukan seperti ketahanan pangan pada kampung toga, UMKM yang menjadi unggulan, magot, kolam ikan, budidaya madu kelulut, dan lain-lain,” tutur Prayitno.

Terdapat pula pengelolaan sampah yang kreatif, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan tidak hanya pengolahan sampah anorganik, sampah organik pun dikelola oleh proklim untuk dijadikan kompos, pengolahan air hujan untuk berbagai kepentingan, pembuatan biopori, hingga pengembangan ketahanan pangan. “Di lingkungan kami, ada bank sampah yang sangat bagus. Sampah dipilah, diolah, dan bahkan dijual lagi. Hasilnya buat kegiatan lingkungan lainnya. Keterlibatan warga itu kunci utama keberhasilan kami. Semua bahu-membahu untuk menjaga lingkungan,” terang Prayitno.

Namun, di balik keberhasilan pencapaian Proklim tersebut ada kontribusi besar yang diberikan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan. Melewati program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Kilang Balikpapan fokus pada pengolahan lingkungan untuk merespons perubahan iklim dan didesain sejalan dengan dampak ekonomi berkelanjutan. Kepedulian inilah yang mengantarkan perusahaan dan masyarakat Balikpapan meraih sederet penghargaan dari KLHK.

 

Kilang Balikpapan meraih Proper Hijau pada 2021, Proper Biru pada 2022, Proper Hijau di 2023, dan apresiasi sebagai Perusahaan Pendukung Proklim 2023 dan 2024. KPI Unit Balikpapan yang sudah beroperasi sejak 1966 juga berhasil memboyong penghargaan internasional terkait lingkungan dari berbagai lembaga independen.

“Dalam menjalankan operasionalnya, PT KPI Unit Balikpapan mengedepankan integrasi komitmen lingkungan, sosial, dan tata kelola dalam strategi bisnis serta tujuan pembangunan berkelanjutan/SDGs melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan,” tutur Dodi Yapsenang, Area Manager Communication, Relations & CSR KPI Unit Balikpapan.

Kilang Balikpapan mendukung Proklim Muara Rapak dari kategori Proklim Utama menuju Lestari di Kelurahan Muara Rapak (Balikpapan Utara), Kelurahan Margasari (Balikpapan Barat), Kelurahan Karang Joang (Balikpapan Barat), Kelurahan Baru Tengah (Balikpapan Barat), Kariangau, Graha Indah, dan Batu Ampar. Kilang Balikpapan juga bersinergi mendukung Proklim di Baru Ulu, Gunung Bahagia, Mekarsari, Baru Ilir, Prapatan, Gunung Samarinda, Sepinggan Raya,Telagasari, serta di Gunung Sari Ulu, Karang Rejo, dan Sumber Rejo.

Jangkauan wilayah Proklim di Kota Balikpapan mencakup 10 kelurahan di ring 1 dan 20 kelurahan di ring 2 wilayah operasi perusahaan. Kilang Balikpapan melakukan pendampingan ke 137 RT dan 19 kelurahan. “Kolaborasi kemitraan juga telah dilaksanakan dengan pemerintah setempat, lembaga pendidikan, perusahaan lain atau swasta, serta masyarakat sipil,” tutur Dodi.

Program pendampingan di Kelurahan Margasari  telah menghasilkan panen hidroponik sekitar 127,5 kg tiap panen. Saat ini, kata Dodi, kelompok sudah melakukan 11 kali siklus tanam dengan jumlah pendapatan sebanyak Rp89,292 juta. Kelompok binaan juga sudah menjual 514 lilin dan wax sachet (produk turunan dari jelantah. “Di kelurahan ini ada 8 kelompok institusi baru terbentuk. Program TJSL juga menghasilkan penghematan air PDAM dengan menggunakan pemanenan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari,” ungkap Dodi.

Pencapaian yang hampir sama terjadi di Kelurahan Muara Rapak. Kelompok yang terlibat program TJSL membukukan pendapatan dari penjualan buah dan bibit anggur sebanyak Rp4,12 juta, bank sampah sebanyak Rp24,306 juta, penjualan produk olahan sampah plastik sebanyak Rp1 juta, dan penghematan Masyarakat dari pengurangan penggunaan air PDAM dengan pemanenan air hujan dan air sumur bor.

PT KPI Unit Balikpapan dalam mengimplementasi program pemberdayaan Masyarakat juga melakukan kajian dampak lingkungan dari program-program pengelolaan lingkungan diantaranya program di Kelurahan Baru Tengah, terdapat sekitar 711 orang teredukasi untuk pengelolaan sampah. Alhasil, bank sampah sudah memiliki 110 nasabah dan menghasilkan pendapatan bagi masyarakat. Total sampah anorganik yang mampu dikumpulkan sebanyak 873,50 kg dan sampah organik sekitar 705 kg. Kontribusi lingkungan dari program WASIAT dalam penurunan emisi gas rumah kaca 6,11 Ton CO2eq pada tahun 2023 dan dari program Pelita Borneo yaitu sebesar 4,303 Ton CO2eq pada tahun 2023.

Program pendampingan CSR PT KPI Unit Balikpapan menghasilkan pendapatan dari bank sampah Rp53,258 juta. Total sampah organik yang mampu dikumpulkan sebanyak 11.306 kg. “Kontribusi dari program WASIAT yaitu adanya penurunan gas emisi sebesar 6,11 Ton CO2eq pada tahun 2023 dan dari program Pelita Borneo yaitu sebesar 4,303 Ton CO2eq melalui Kajian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Kalimantan tahun 2023, memiliki 110 nasabah, serta melakukan edukasi pengolahan sampah pada 711 orang,” ungkap Dodi.

Editor: Anto