Film Hunger Games Jadi Inspirasi Protes Di Thailand
Credit by: Aktivis di Thailand (Reuters/AP)

Bangkok, PINews.com - Film terbaru dari rangkaian kisah “Hunger Games” memantik perdebatan di Thailand dan menarik perhatian pihak berwenang.

Pihak kepolisian menahan seorang demonstran pada Kamis, sehari setelah membekuk lima warga karena memamerkan salam tiga jari sebagai tanda perlawanan yang dipopulerkan oleh film tersebut.

Nachacha Kongudom digiring ke fasilitas militer di Bangkok setelah menunjukkan salam tiga jari menjelang diputarnya film “Hunger Games: Mockingjay–Part 1″ di ibukota Thailand tersebut. Menurut para pejabat, Nachacha harus menjalani proses “penyesuaian sikap.”

Perempuan berusia 21 tahun itu dibebaskan hari itu juga karena telah berjanji takkan turut serta dalam aksi protes.

Sekelompok mahasiswa di Khon Kaen, sebelah timur laut Thailand, mengecam kudeta yang membawa junta militer ke puncak kekuasaan negara enam bulan lalu. Mereka ditahan pada Rabu karena menunjukkan salam yang sama dan mengusik pidato perdana menteri Jenderal Prayuth Chan-ocha. Mereka pun dilepas pada Kamis tanpa dikenai tuntutan apa pun.

“Para petugas memilih menjelaskan situasinya kepada mereka,” ujar juru bicara pemerintah, Sansern Kaewkamnerd. “Kami berharap mereka akan mengerti.”

Jenderal Prayuth, mantan komandan tentara yang memimpin kudeta 22 Mei, hanya tertawa. “Siapa lagi yang akan mengajukan protes? Silakan. Jadi, saya bisa berbicara,” ujarnya.

Para pengecam pemimpin militer Thailand, bagaimanapun, kerap melekatkan diri pada citra film “Hunger Games” demi mengekspresikan sikapnya yang melawan kekuasaan militer. Film itu menggambarkan keadaan carut-marut yang mengharuskan setiap distrik mengirimkan wakilnya demi bertarung sampai mati dalam kompetisi yang ditayangkan televisi. Para pengecam pemerintah di Bangkok dan kota-kota lain menyebut diri mereka “Distrik Thai”.

Bentuk protes lainnya sejak hukum darurat militer berlaku adalah gerakan membaca novel karya George Orwell “1984″ atau menyantap roti isi bersama-sama di tempat umum untuk mengejek larangan berkumpul lebih dari lima orang.

Sebelum kudeta, perekonomian Thailand dihantam demonstrasi yang berlangsung selama berbulan-bulan antara pendukung dan lawan pemerintah.

Jenderal Prayuth berdalih bahwa sistem politik harus dirancang dengan seksama sebelum demokrasi dapat dipulihkan. Hingga saat itu tiba, darurat militer masih akan berjalan. Ia kerap mengecam lawan-lawannya karena merujuk film asing seperti “Hunger Games” untuk menyerang junta Thailand. (wsj)

Editor: RI